PENGELOLA pesantren menerapkan protokol kesehatan dengan penyediaan sarana seperti tempat cuci tangan, ruang isolasi mandiri, dan larangan keluarga santri menjenguk selama PPKM.
Seiring dengan meredanya laju kasus terkonfirmasi Covid-19 dalam sebulan terakhir, pemerintah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah dan lembaga pendidikan keagamaan.
Tak terkecuali PTM terbatas juga dilaksanakan di beberapa madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan ini mulai menggelar simulasi sejak akhir Agustus lalu. Syaratnya, PTM dilakukan hanya di wilayah yang termasuk pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1-3.
Salah satu yang sudah menerapkan adalah Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Ketika Wakil Presiden Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan PTM terbatas di pesantren tersebut, pada Kamis (2/9/2021), ia memberikan apresasi. Wapres menilai, pengurus Pesantren Darunnajah telah secara konsisten menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan PTM, bahkan jauh sebelum penerapan PPKM level 3.
Pihak pengelola pesantren menerapkan protokol kesehatan dengan penyediaan sarana seperti tempat cuci tangan, ruang isolasi mandiri, dan larangan keluarga santri menjenguk selama PPKM. Di samping itu, terdapat rutinitas baru yang dilakukan santri sebelum melaksanakan pembelajaran yakni berjemur bersama sebagai upaya untuk meningkatkan imunitas.
Pondok Pesantren Darunnajah juga telah mengadakan vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk para guru, administrator, dan karyawan yang berjumlah 365 orang. Sedangkan jumlah santri yang sudah divaksin sebanyak 949 orang dari total 2.433 santri. Pesantren Darunnajah juga telah menyelenggarakan vaksinasi untuk siswa di luar lingkungan pesantren. Untuk mendorong percepatan vaksinasi Covid-19, pihak pesantren kembali mengadakan vaksinasi untuk 360 orang santri yang pelaksanaannya didukung oleh empat tenaga kesehatan dari Puskesmas Ulujami.
Sejumlah pesantren di Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah mulai menerapkan PTM sejak awal September ini. Mengingat, sistem belajar yang khas santri termasuk tinggal di asrama alias ‘mondok’, membuat penerapan protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat.
Semakin besar jumlah santri di dalam pesantren, maka penanganannya perlu lebih melibatkan banyak pihak, tidak tergantung pada pengurus pesantren semata. Penapisan (screening) dilakukan terhadap santri yang baru kembali ‘mondok’ khususnya santri dari luar wilayah pesantren.
Indonesia.Go.id (***)