Pendidikan

Paskibraka Sumsel 2025 – Sekolah Kehidupan Mendidik Disiplin & Pendidikan Karakter Pemuda

ist

MALAM yang hangat tapi penuh ketegangan di Griya Agung Palembang, para remaja Sumatera Selatan berdiri tegak, bak lidi dalam genggaman tangan raksasa. Mereka adalah anggota Paskibraka Sumsel 2025, bukan sekadar anak SMA biasa yang senyum-senyum awkward di kamera, tapi calon pengibar bendera pusaka yang siap menghadapi panas, angin, dan grogi yang kadang lebih pedas dari sambal terpedas di Palembang. Malam itu bukan sekadar pengukuhan ini adalah sekolah mini kehidupan yang mengajarkan disiplin, tanggung jawab, dan patriotisme nilai inti dari pendidikan karakter pemuda.

Acara dimulai dengan kata pengantar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumsel, M. Alfajri Zabidi. Total ada 50 anak muda terpilih dari 17 kabupaten/kota 25 putra dan 25 putri. Saat nama mereka dipanggil, rasanya seperti mendengar pengumuman lulus ujian nasional versi super dramatis.

Tapi di balik senyum dan pin yang disematkan Gubernur Herman Deru, tersimpan cerita tentang latihan keras dan pembentukan karakter, pengalaman yang jarang diceritakan di ruang kelas, tapi justru menjadi pondasi kehidupan.

Latihan mereka bisa diibaratkan seperti proses memasak rendang: tidak bisa terburu-buru, harus sabar, dan setiap bumbu harus pas. Para anggota Paskibraka Sumsel 2025 berlatih sejak pagi buta, menahan lelah, dan belajar menahan diri agar langkah mereka selaras. Kadang ada yang salah posisi, kadang salah hitungan, tapi bukan dimarahi ala guru killer mereka saling menegur dengan senyum kecut dan celoteh ringan.

“Lho, posisimu kayak sate nggak ditusuk, jungkir balik gitu!” kata seorang pelatih sambil tersenyum. Humor seperti ini ternyata juga bagian dari pendidikan karakter pemuda, karena mengajarkan kesabaran, mental baja, dan kemampuan menghadapi kesalahan tanpa trauma.

Pengalaman menjadi Paskibraka adalah contoh nyata pendidikan karakter pemuda melalui praktik, bukan teori. Anak-anak ini belajar disiplin bangun pagi tanpa alasan, berlatih tanpa protes, dan menepati waktu seperti kereta api yang selalu tepat jam.

Mereka belajar tanggung jawab, satu langkah salah bisa merusak harmoni seluruh barisan. Mereka belajar kepemimpinan tidak harus menjadi komandan, cukup bisa mengingatkan teman dengan sopan tapi tegas. Dan yang paling penting, mereka belajar patriotisme mengibarkan bendera pusaka bukan sekadar ritual, tapi simbol cinta tanah air yang nyata.

Tidak hanya itu, latihan Paskibraka juga mengasah mental endurance, bayangkan berdiri tegak di bawah terik matahari atau angin yang tiba-tiba bikin rambut seperti habis masuk blender, sambil tetap menjaga senyum manis dan sikap tegas adalah latihan karakter yang lebih efektif daripada jam-jam pelajaran PPKn di sekolah.

Pendidikan karakter

Para anggota Paskibraka Sumsel 2025 belajar  hidup itu kadang keras, kadang menyebalkan, tapi jika kita disiplin, bertanggung jawab, dan saling mendukung, semuanya bisa dilewati. Pepatah lama pun relevan “Bukan hujan yang membuat kita basah, tapi cara kita berdiri menhadapinya”.

Selain itu, pengalaman Paskibraka membentuk soft skill yang jarang diukur di sekolah formal. Mereka belajar komunikasi, kerja sama, dan empati. Saat satu anggota kelelahan, anggota lain sigap membantu.

Saat seorang putri salah posisi, temannya menuntun dengan humor dan perhatian, bukan mengejek. Inilah pendidikan karakter pemuda yang sesungguhnya, praktik nyata yang membekas di hati dan mental. Anak-anak ini akan pulang dengan pengalaman membuat mereka lebih dewasa, lebih peduli, dan lebih siap menghadapi kehidupan nyata.

Lucu tapi sarat edukasi, Paskibraka juga mengajarkan tentang kegembiraan dalam tanggung jawab. Meski latihan berat, ada tawa, candaan, dan cerita lucu yang menempel di memori mereka. Seperti salah satu anggota yang terjatuh saat latihan baris-berbaris dan berkelakar, “Aku kayak rendang ke dalam kuah, basah tapi tetap lezat!”. Humor ini menjadi penyeimbang ketegangan, sekaligus mengajarkan belajar tanggung jawab tidak harus kaku, tapi bisa menyenangkan.

Paskibraka Sumsel 2025 lebih dari sekadar seremonial 17 Agustus, tapi menjadi sekolah mini kehidupan untuk pendidikan karakter pemuda, dimana tempat anak-anak belajar disiplin, tanggung jawab, kepemimpinan, patriotisme, dan ketahanan mental. Anak-anak yang mengikuti program ini pulang bukan hanya dengan pin di dada dan rasa bangga, tapi dengan karakter yang terbentuk, mental yang kuat, dan hati yang siap mengabdi untuk bangsa.

Kalau kita ingin menanamkan nilai-nilai karakter pada generasi muda, jangan hanya mengandalkan ceramah di kelas. Kadang, pengalaman nyata yang menguji kesabaran, kekompakan, dan patriotisme, seperti yang dialami para anggota Paskibraka Sumsel 2025 adalah guru terbaik.

Sejatinya, pendidikan karakter pemuda bukan hanya soal pengetahuan, tapi soal berani berdiri tegak menghadapi hidup, seperti bendera pusaka yang berkibar di angin perjuangan.[***]

Terpopuler

To Top