TUNANETRA, adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya tersebut, tunanetra dibagi menjadi dua, yakni buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan).
Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indra penglihatan tersebut, maka tunanetra pada umumnya berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lain seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan sebagainya, hingga tidak sedikit penyandang tunanetra, memiliki kemampuan luar biasa, misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Dalam berkiprah sebagai Pusat Pendidikan Tunanetra Sumatera Selatan (Sumsel), Sekolah Luar Biasa A Panti Rehabilitasi Cacat Netra (SLB-A PRPCN) Kota Palembang yang berdiri sekitar tahun 60- an.
Sekolah ini adalah salah satu lembaga pendidikan bagi anak khususnya tunanetra, terus menjalankan fungsinya untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak secara khusus, yang mau bersekolah tanpa dipungut biaya apa pun alias gratis.
“Untuk tahun ini total siswa kita ada 35 orang,” kata Kepala Sekolah SLB A PRPCN Palembang, Suwardi, saat ditemui di SLBA A PRPCN, Jalan Sosial Palembang, Kamis (15/11/18).
Menurutnya lagi dengan pembagian SD ada 19 orang, SMP 10 Orang, SMA ada 6 orang, kalau untuk tahun pelajaran 2016-2017, siswa tunanetra bisa melanjutkan pendidikan disekolah umum, namun sebelum tahun pelajaran itu, SMA masih berada disini.
Suwardi mengakui, tidak tahu secara pribadi alasan siswa memilih untuk melanjutkan ke sekolah umum, yang jelas mereka ingin merasakan kegembiraan yang sama, seperti yang dirasakan siswa – siswa SMA pada umumnya.
Oleh karena itu, paparnya pendidikan adalah hak setiap warga negara dan dengan itu, Suwardi bisa memberikan izin untuk bisa masuk ke Sekolah Umum,” Alhamdulillah disana bisa diterima di SMA Negeri 14 Palembang,”urainya.
Kalau ingin melanjutkan ke perguruan tinggi,Suwardi menginformasikan untuk sementara ini di kota Palembang ada UIN Raden Fatah, sedangkan untuk perguruan lainnya masih dalam posisi musyawarah dan koordinasi, dan itu yang jelas berkopeten ada yg lebih tinggi dari dirinya.
Untuk di wilayah Sumatera, ada di Sumatera Barat, dahulu IKIP sekarang menjadi Universitas Padang, dan lulusannya ada Hendra Wijaya sekarang menjadi tenaga pengajar di sini.
Namun juga tidak menutup kemungkinan yang bersangkuatan cukup secara moral dan material, artinya mental sudah siap, dipersilahkan mengkuti pendidikan di UPI Bandung dan IKIP Jogja.
Tenaga pendidik
Untuk tindak lanjutnya, kalau sudah lulus dan juga memiliki kompetensi sebagai tenaga pendidik. “Kami SLB A PRPCN menerima sebagai tenaga pengajar, seperti Hendra Wijaya yang lulus dari Universitas Padang, sekarang menjadi tenaga pengajar disini.
Potensi-potensi yang ada sampai saat ini, seperti kelebihan dari Hendra Wijaya ini, selain mengajar, pintar bermain musik, pernah menjadi juara cipta baca puisi jenjang SMA LB Nasional pada 2012 di Makasar.
“Sedangkan kurikulum di sekolah tersebut dikatakan Suwardi, sama dengan sekolah umum hanya karena ini sekolah luar biasa, jadi sistem pembelajarannya disesuaikan dengan keberadaan siswa, artinya ada kecakapan-kecakapan khusus yang harus dimiliki oleh guru,”jelasnya.
Karena kalau memberikan tugas dan PR, dikerjakan dengan brille, kalau dulu ditulis tangan sekarang meningkat sudah bisa memakai komputer mengunakan software dengan harga Rp2 juta, tinggal di print keluar huruf brille.
Secara berangsur-angsur kita terus merupaya meningkatkan mutu pendidikan, supaya siswa mengenal teknologi apalagi menyangkut. internet dan android, serta sekolah ini juga di lengkapi fasilitas indie home, supaya anak bisa mengikuti perkembangan dunia melalui media sosial.
“Tenaga pengajar 17, dan pegawai ngeri 6 dari Dinas Pendidikan Kota Palembang,”jelasnya.
Hambatan yang jelas dihadapi Sekolah ini adalah kekurangan tenaga pengajar yang khusus, maksudnya yang lulusan pendidikan luar biasa dan memiliki kopentensi pendidik tuna netra, khususnya guru yang mampu memberikan pengajaran di SLB, sampai saat ini guru yang lama hanya 6 orang.
Sedangkan untuk mata pelajaran yang sulit itu, ada pada Matematika, karena kalau secara visual umumnya tinggal melihat, sedangkan kalau disini harus menghafal dan mengingat kode lambang atau simbol dari matematika, seperti kurung kurawal, akar, simbol tanda tambah dan lainnya.
Tiap tahunnya SLB A PRPCN Palembang telah meluluskan 2 orang untuk tingkat sma, kalau yang mampu bisa kuliah di luar kalau yang tidak mampu biasanya ikut keterampilan yang diselenggarakan Pertuni.
Rata – rata pada umumnya Suwardi menilai, anak – anak itu mau kuliah, tapi karena terkait secara detailnya ia tidak memahami apa alasannya, cuma mungkin terkait masalah ekonomi, karena trauma biaya tinggi, jadi kebanyakan hanya lulus sampai taraf SMA
“Untuk tahun ini, kemungkinan 1 siswa sma yang lulus, kalau siswa kita yang namanya Rika dari Pampangan, ingin kuliah, waktu saya bincang-bincang, dengan orang tua nya,” jelasnya.
Menurut Suwardi, dengan posisi sekolah ini di 12 besar dari 33 provinsi, memiliki potensi yang besar di bidang prestasi, apabila bisa dikembangkan dengan baik dan setiap elemen bisa bekerjasama.
“Di even nasional yang menang hanya lomba melukis dan berikutnya juara harapan 3 di posisi tata boga, untuk tahun ini,” terangnya.
Suwardi berharap, kiranya perlu perhatian semua pihak untuk meningkatkan atau mengembangkan prestasi disabelitas ini, karena Sumsel, untuk 2018, sebenarnya kita mengalami kemunduran dibidang prestasi.
“Karena tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata pada lembaga saja, tapi masyarakat, pemerintah, keluarga dan kita,”tutupnya.[**]
Penulis : Faldy