Pendidikan

Agar Lulusan Siap Kerja, Perguruan Tinggi Harus Sesuaikan Kebutuhan Zaman

PERGURUAN tinggi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang sangat dinamis sehingga lulusannya nanti dapat digunakan dalam dunia kerja.

Untuk itu, perguruan tinggi harus berani berubah dan meninggalkan zona nyamannya.

“Perguruan tinggi harus bisa menyesuaikan diri dan mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan zaman,” ungkap Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek), Nizam, seperti dikutip dalam rilis Ditjen Diktiristek di Jakarta, Minggu (30/1/2022).

Pada acara silaturahmi Asosiasi Badan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Wilayah Sulawesi Selatan di Hotel Claro Makassar, belum lama ini.

Dia menyebutkan, meskipun kurikulum pendidikan tinggi selalu disesuaikan, namun hal tersebut tidak relevan dengan perkembangan zaman yang bergerak cepat.

Hal ini lantaran kurikulum yang disesuaikan setiap lima tahun adalah hasil evaluasi untuk lima tahun sebelumnya, sedangkan lima tahun ke depan dunia sudah berubah.

“Jika dianalogikan, ini seperti kartun Tom & Jerry, antara dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja selalu kejar-kejaran dan tidak pernah sesuai,” ujarnya.

Nizam pun menyampaikan bahwa pilihan terbaik dalam menyiapkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Perguruan tinggi, dunia industri, dan pemerintah bersinergi dalam upaya menyambungkan pendidikan dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat melalui berbagai kegiatan hasil implementasi MBKM yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

“Dunia berkembang begitu cepat, banyak pekerjaan yang kini digantikan oleh mesin. Baik perguruan tinggi maupun industri tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Karena itu, SDM unggul perlu kita siapkan bersama,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Plt. Dirjen Diktirisrek turut menyaksikan kegiatan penandatanganan pernyataan komitmen bersama terkait dukungan dalam hal pelaksanaan program MBKM antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Asosiasi Pedagang Indonesia (Apindo) Sulawesi Selatan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan, serta ABPPTSI wilayah Sulawesi Selatan.

Dalam rangkaian kunjungan di Makassar, Plt. Dirjen Diktiristek juga berkesempatan meresmikan Perpustakaan Pusat Universitas Bosowa (Unibos) Makassar dan memberikan kuliah umum dengan tema Optimalisasi Pemagangan dan Penggunaan Laboratorium dalam Mendukung Program MBKM, Sabtu (29/1).

Nizam turut memberikan motivasi bagi mahasiswa Unibos terkait tantangan dalam menciptakan angkatan kerja yang kreatif dan inovatif. Pasalnya, saat ini mesin mulai mengambil alih pekerjaan manusia. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut dapat melihat dan menciptakan dunia baru melalui program MBKM.

Nizam menjelaskan banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan mahasiswa pada ‘laboratorium’ sesungguhnya yang berada di masyarakat. Salah satunya melalui program magang bersertifikat yang dapat memberikan gambaran bagi mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.

“Baik mahasiswa maupun industri akan diuntungkan melalui program magang. Mahasiswa berkesempatan mencicipi bagaimana rasanya dunia kerja, sementara industri juga dimudahkan untuk mencari talenta-talenta baru. Ketika industri merasa cocok, maka bisa saja langsung direkrut setelah mahasiswa tersebut lulus,” ujar dia.InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com