Pendidikan

9 Alasan Mengapa Ponpes Layak Disebut Sebagai Laboratorium Perdamaian ?

Foto : istimewa

SEBANYAK 2.000 santri dari berbagai Pondok Pesantren di Sumsel memperingati  hari santri di Halaman Griya Agung. Calon ahli agama ini memang sangat dibutuhkan negara, sebab Santri juga disebutnya sebagai salah satu elemen membangun masa depan bangsa. Peran serta Islam telah terbukti sejak negara ini berdiri.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dengan keberadaan santri, karena para santri ini tidak akan melakukan hal yang bertentangan dengan cita-cita negara. Tengok saja dalam kehidupan sehari-hari, para santri selalu dikedepankan sebagai orang yang bisa membaca, bahkan memimpin doa dalam beberapa hajatan. Inikan sangat bermanfaat sekali, gitu lho..

Oleh karena itu pesantren diharapkan menjadi laboratorium perdamaian di Indonesia. Pesantren juga ditargetkan menjadi tempat menyemai ajaran Islam rahmatanlilalamin, Islam yang ramah dan moderat dalam beragama.  Dimana sikap moderat dalam beragama sangat penting saat ini bagi masyarakat yang prulal dan multikultural.

Ada sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian. Pertama kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Perlawanan kuktural di masa penjajahan, perebutan  kemerdekaan , pembentukan dasar negara, tercetusnga Resolusi Jihad 1945 hingga melawan pemberontakan PKI misalnya, tidak  lepas dari peran kalangan pesantren.

Sampai hari inipun komitmen santri sebagai generasi pecinta tanah air tidak kunjung pudar. Sebab mereka masih berpegang teguh pada kaidab hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman).

Kedua metode mengaji dan mengkaji. Selain mendapatkan bimbingan, teladan dan transfer ilmu langsung dari kiai, di pesantren diterapkan juga keterbukaan kajian yang bersumber dari berbagai kitab  bahkan sampai kajian lintas mazhab.

Para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). Ini merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial.

Selanjutnya disamping alasan pesantren sebagai laboratorium perdamaian, keberpihakan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sejak 2 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020.

Dimana bargaining position Indonesia dalam menginisiasi dan mendorong proses perdamaian dunia semakin kuat dan nyata, menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa terutama kalangan santri Indonesia, agar turut berperan aktif dan terdepan mengenban misi dan menyampaikan pesan-pesan perdamaian di dunia Internasional.

” Akhirnya kita juga patut bersyukur karena dalam peringatan Hari Santri Tahun 2019 terasa istimewa dengan hadirnya UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan tapi juga mengembangkan fungsi dakwah dan fungsi pengabdian pada masyarakat,” kata Wagub Sumsel Mawardi saat membacakan Pidato Menteri Agama, kemarin.

HSN yang mengusung tema Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia ini dimeriahkan dengan sejumlah pertunjukan di antaranya marching band. Sejumlah pejabat juga tampak hadir dalam peringatan tersebut di antaranya Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli Bahuri, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumsel H.M Alfajri Zabidi.[**]

 

Penulis : one

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com