TAK hanya persoalan minyak goreng, penangkaran bibit dan permasalahan sinyal, namun sejumlah kendala terkait pangan juga diungkapkan Gubernur Sumsel Herman Deru langsung kepada Menteri BUMN RI, Erick Thohir.
Curhat itu disampaikannya saat Ia berbicara pada Seminar Nasional Jilid 3 Membangun Aglomerasi Sumbagsel Tingkat Provinsi untuk Nusantara- Untuk Indonesia, yang digelar Maayarakat Profesional (Maspro) Sumbagsel bersama 7 Dirut BUMN di Hotel Novotel, Minggu (19/6) siang.
Seminar ini sendiri digelar dengan mengusung tema Komitmen “Dulur Kito” dalam Mendukung Ketahanan Pangan melalui Optimalisasi Keberadaan Ekosistem BUMN bersinergi dengan Program Sumsel Mandiri Pangan Pemprov Sumatera Selatan guna Semakin Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan.
“Jadi hari ini kita didatangi oleh Dirut-Dirut BUMN. Semua diajak Pak Menteri, apa yang bisa dikerjasmakan jadi bukan hanya sebatas CSR saja tapi program. Bagaimana eksositem ini bisa kita kaitkan satu sama lain yakni BUMN, BUMD, Pemda dan juga masyarakat khususnya dalam hal pangan,” jelas Herman Deru.
Menurut Herman Deru dalam hal pangan, semua sangat berkaitan erat baik itu PLN, Telkom untuk sinyal, PT. Pusri untuk pupuk dan lainnya.
Herman Deru mengatakan, Sumsel adalah daerah yang memiliki anugerah besar karena dikaruniai Sumber Daya Alam (SDM) yang berlimpah. Namun hal itu tidak menjamin ekosistem ketahanan pangan di Sumsel tidak memiliki kendala.
Sejauh ini menurutnya lahan tidak ada masalah di Sumsel, tapi permasalannya ada pada bibit dan pupuk. Terlebih bibit unggul harus dilakukan di penangkaran bibit yang baik, sedangkan untuk pupuk memiliki alokasi yang terbatas.
“Kenapa harga pupuk ini harus ada yang disubsidi dan tidak disubsidi? Saran Saya kenapa tidak dinaikkan saja Harga Pokok Penjualan (HPP) dari hasil pertanian, pupuknya bisa bebas dan ini perlu peran dari BUMN,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta seminar yang hadir.
Herman Deru juga membahas peran Telkom dalam hubungannya di bidang pertanian. Menurutnya Telkom sangat dibutuhkan mendukung kecepatan informasi mengenai info harga komoditas dan lainnya.
“Namun sayangnya signal di Sumsel belum merata, masih ada beberapa daerah yang blank spot,” ungkapnya.
Kemudian, untuk PLN di Sumsel termasuk lumbung energi. Namun masih ada daerah yang belum teraliri listrik. Iapun menyarankan agar daerah-daerah ini menggunakan PLTS.
Begitupun mengenai masalah minyak goreng. Herman Deru mengatakan bahwa sulit dipercaya Sumsel yang memiliki 1.3 juta hektare lahan kelapa sawit rakyat kesulitan mencari minyak goreng. Terkait hak itu Iapun minta Menteri BUMN mencarikan solusi.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sangat mengapresiasi Maspro Sumbagsel yang sudah merajut dan mengadakan kegiatan seperti ini.
Dalam sambutannya Erick mengatakan bahwa BUMN memang harus menjadi ekosistem bersama-sama tidak berdiri sendiri. BUMN dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah, swasta dan siapapun yang ingin memastikan kedaulatan pangan Indonesia.
Erick Thohir juga berharap sebagai bangsa yang besar, Indonesua tak boleh terus menerus selalu jadi penonton dari perekonomian dunia. Dengan situasi dunia yang tidak baik, terlebih pangan merupakan sebuah keharusan.
Terlebih saat ini data-data setelah situasi global yang mengalami kenaikan luar biasa, pupuk naik 156 persen, biji-bijian naik 111 persen, minyak nabati naik 91 persen begitu menyeramkan dan harus segera disikapi.
“Kalau bicara tentang Sumsel Mandiri Pangan, kami di BUMN juga bicara kedaulatan pangan, sama artinya. Tetapi kita harus bicara yang benar-benar terdata bukan hanya wacana tanpa implementasi,” ungkapnya.
Di tempat yang sama Ketua Maspro Sumbagsel Mahatma Gandhi mengatakan, Seminar Nasional Jilid 3 ini merupakan lanjutan dari Seminar Nasional Jilid 1 yang diadakan di Jakarta, 12 Maret 2022 dan Jilid 2 yang diadakan di Jakarta, 16 April 2022.(***)