Pemprov Sumsel

Alunan Azan Sriwijaya PWI 2025 : Merdu di Telinga, Syiar di Hati

foto : ist

Sumselterkini.co.id,- Palembang punya cara tersendiri dalam menyambut Ramadan. Bukan sekadar buka bersama atau pasar takjil yang ramai, tetapi juga melalui lantunan azan yang menggema di Masjid Raya Taqwa, Sabtu (22/3/2025).

Gubernur Sumsel H. Herman Deru membuka acara Alunan Azan Sriwijaya, sebuah kompetisi yang digelar  PWI Sumsel untuk mengapresiasi dan memperkuat syiar Islam melalui suara azan.

Herman Deru menekankan azan bukan hanya panggilan salat, tetapi juga bagian dari identitas umat Islam. “Di Sumsel ada lebih dari 34 ribu masjid. Kalau azannya dikumandangkan serentak, kita bisa merasakan kekuatan syiar yang luar biasa,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya azan dilakukan secara langsung di masjid-masjid, bukan menggunakan rekaman, karena ada ruh dan penghayatan dalam suara seorang muazin.

Acara ini diikuti oleh 105 peserta berusia 13-25 tahun, menunjukkan antusiasme anak muda dalam mengumandangkan azan. Mereka tidak hanya berlomba dalam teknik dan keindahan suara, tetapi juga dalam penghayatan dan ketepatan nada yang sesuai dengan kaidah Islam.

Wakil Ketua PWI Sumsel Bidang Kesejahteraan, Afdal Azmi Jambak, mengapresiasi dukungan dari pemerintah provinsi. “Ini bukan sekadar kompetisi, tapi upaya melestarikan dan meningkatkan kualitas muazin di Sumsel. Dukungan dari Pak Gubernur sangat berarti agar kegiatan seperti ini terus berlanjut,” katanya.

Suasana menjadi semakin khusyuk saat beberapa peserta maju satu per satu untuk melantunkan azan. Beberapa suara terdengar lantang dan tegas, sementara yang lain mengalun lembut dan mendalam. Penonton yang hadir pun tampak menikmati, sebagian menutup mata untuk lebih meresapi setiap lantunan yang berkumandang.

Melalui acara ini, Ramadan di Palembang terasa semakin syahdu. Bukan hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai pengingat bahwa azan adalah suara yang menyatukan, mengajak, dan menghidupkan suasana keislaman di tengah masyarakat.

Dengan adanya kompetisi ini, siapa tahu, muazin terbaik dari Sumsel suatu hari nanti bisa mengumandangkan azan di panggung yang lebih besar, bahkan hingga ke tanah suci.

Karena Azan bukan sekadar panggilan salat, tapi juga warisan Islam yang punya kekuatan tersendiri. Lewat kompetisi Alunan Azan Sriwijaya, suara-suara merdu berkumandang, mengingatkan bahwa syiar Islam nggak cuma soal ceramah atau kajian, tapi juga tentang bagaimana panggilan ibadah ini disampaikan dengan penuh penghayatan dan upaya nyata buat menjaga tradisi Islam tetap hidup, serta gema azan yang menggugah hati.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com