GUNA memberantas kebiasaan masyarakat membawa senjata tajam yang tidak sesuai peruntukannya, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru mendukung penuh kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kebiasaan masyarakat Sumsel membawa Lading dan tingginya angka korban meninggal dunia akibat tujah”.
Bertempat di Hotel Aston (6/2), kegiatan yang diinisiasi langsung oleh Polda Provinsi Sumsel ini, diyakini Herman Deru sebagai langkah preventif yang akan menyadarkan segelintir masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan membawa senjata tajam.
Menurutnya, kebiasaan membawa sajam atau dikenal masyarakat kota Palembang dengan istilah tujah harus dihilangkan, apalagi berdalih alasan untuk menjaga diri dari tindak kejahatan.
“Kegiatan ini luar biasa sesuatu yang biasa dibincangkan di lapangan tapi tidak pernah kita rumuskan tentang sajam, pagas, tujah itu bukan budaya di Provinsi Sumsel tapi masalah manajemen tempramen dan manajemen emosi, inilah tugas kita bagaimana kita bisa menata emosi sehingga kita tidak selalu merasa menjadi orang yang kepepet karena orang nujah itu karena ia merasa kepepet,” katanya.
Ia juga berharap tokoh masyarakat turut andil untuk meneruskan pesan kepada warganya supaya tidak membawa sajam ketika beraktivitas diluar rumah.
“Rata-rata orang membawa sajam itu dengan alasan membela diri, yang ditemukan diluar itu adalah gagah-gagahan atau gengsi. Berentilah bawak-bawak piso itu, kito nih jadi uwong yang pede bae,” himbaunya. (ril humas)