DUTA Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, meluncurkan program layanan pendidikan dasar dan menengah berupa Kursus Jarak Jauh (KJJ). Program ini, menawarkan kursus tiga mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dubes Heri menjelaskan, tiga mata pelajaran yang ditawarkan tersebut merupakan fondasi pembentukan karakter dan jati diri seseorang sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). “Ketiga fondasi tersebut hanya bisa didapatkan di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan tidak diajarkan pada sekolah umum di Jepang, ” tutur Dubes Heri, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Selasa (20/7/2021).
Anak usia sekolah WNI yang tinggal di Jepang, kata Dubes Heri, tidak semuanya sekolah di SILN Tokyo. “KBRI ingin memastikan anak-anak WNI yang masih bersekolah di sekolah umum atau sekolah internasional memiliki wawasan kebangsaan dan paham ideologi negara dengan program KJJ, dan ini gratis,” terangnya.
Selain itu, Dubes Heri, juga ingin memastikan anak WNI yang tinggal di berbagai penjuru di Jepang dapat terfasilitasi pendidikannya di SILN Tokyo, pihaknya melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) mengajukkan izin kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar dapat melakukan pendidikan jarak jauh.
Pada kesempatan yang sama, Atdikbud, Yusli Wardiatno, menerangkan dalam penyusunan kurikulum KJJ dilakukan bekerja sama dengan Kepala Sekolah dan Guru-guru SILN Tokyo. “Penyusunan kurikulum dan sosialisasi KJJ telah berlangsung sejak Januari 2021, baik melalui media sosial ataupun pertemuan langsung dengan masyarakat pada daerah yang cukup banyak WNI,” ungkap Atdikbud Yusli.
Ia menambahkan, kursus ini merupakan bagian dari peningkatan layanan pendidikan bagi seluruh WNI yang ada di Jepang dalam menanamkan cinta Tanah Air Indonesia. Dengan peluncuran KJJ, KBRI ingin memastikan bahwa negara ada dalam melayani masyarakat di sektor pendidikan di Jepang.
Salah satu orang tua siswa, Satria Zulkarnaen Bisri, yang merupakan diaspora dan bekerja di RIKEN, menyatakan bahwa KJJ adalah program yang sudah lama ditunggu oleh WNI yang tinggal di Jepang.
“Program ini akan membantu anak-anak Indonesia di luar negeri, khususnya di Jepang, dalam memahami identitas dirinya sebagai warga negara Indonesia, dan juga sebagai umat beragama, yang terpenting adalah supaya anak-anak kami bisa berbahasa Indonesia dengan baik sehingga berkomunikasi dengan sanak saudaranya di Indonesia. Mudah-mudahan, ke depan bisa lebih banyak lagi yang berpartisipasi. Begitu juga mungkin isinya pun bisa sedikit ditambah dengan pelajaran Sejarah Indonesia,” harap Zulkarnaen.
Acara peluncuran program KJJ yang digelar Sabtu (17/7) tersebut, dihadiri siswa yang terdaftar yang juga didampingi orang tua masing-masing. Dubes Heri menyapa satu-persatu siswa peserta KJJ sekaligus memberikan kuis pada peserta tentang lima sila dari Pancasila. Peserta yang jawabannya benar diberikan hadiah berupa buku “Laskar Pelangi” yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Jepang.InfoPublik (***)
Ril