SEEKOR Harimau Sumatera yang masuk perangkap di Maurhilir, Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, direhabilitasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD).
Satwa dilindungi berjenis kelamin betina itu dievakuasi pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar ke PRHSD, kemarin.
Kepala KSDA Resor Agam, Ade Putra mengatakan, hasil identifikasi awal diketahui harimau yang masuk perangkap itu berkelamin betina dengan usia sekitar 3 tahun.
“Secara fisik hasil pemeriksaan awal oleh tim medis, kondisi satwa sehat dan tidak terdapat luka atau cacat,” ujar Ade, Rabu (12/1/2022).
Proses evakuasi lanjutnya, berjalan baik. Pihaknya bersama satwa masih dalam perjalanan menuju PRHSD saat ini.
Di PRHSD, satwa akan menjalani observasi lebih dalam. Sampel darahnya akan diambil untuk keperluan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
“Apabila hasil akhir pemeriksaan kesehatannya, satwa dinyatakan sehat, maka segera akan dilepaskan kembali ke habitatnya,” papar Ade.
Untuk lokasi yang memenuhi kriteria pelepasan satwa tambahnya lagi, masih dalam tahap survei saat ini.
Diberitakan sebelumnya, satwa bernama latin Panthera Tigris Sumatrae itu kerap berkeliaran di permukiman warga Maurhilir, Jorong Kayu Pasak Timur, sejak 30 November 2021 lalu.
Kemunculan si raja hutan ini kian meresahkan setelah teridentifikasi menyerang ternak sapi warga setempat.
BKSDA Resor Agam kemudian turun menangani konflik tersebut. Selama 40 hari berupaya, satwa akhirnya masuk perangkap jebak yang dipasang BKSDA di lokasi konflik pada Senin (10/1) sekitar pukul 14.00 WIB.
“Untuk seluruh pihak yang terlibat, saya mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan mulai penanganan konflik sampai evakuasi satwa,” tutur Ade.
InfoPublik (***)