Palembang Terkini

Kisah Kafilah Palembang Juara STQH

ist

Sumselterkini.co.id, – Palembang boleh panas, tapi hati Wali Kotanya adem terutama waktu lihat anak-anak Palembang pulang dari STQH Sumsel 2025 di PALI sambil bawa gelar juara umum. Bukan cuma bawa piala, mereka juga sukses bawa senyum lebar dan doa ibu-ibu pengajian se-kecamatan.

Wali Kota Palembang, Pak Ratu Dewa, menyambut kafilah kayak emak-emak nyambut anaknya pulang dari pondok. Bedanya, kalau emak-emak nyambut sambil nyiapin ayam goreng dan teh manis, Ratu Dewa nyambut sambil ngasih uang pribadi dan bonus Umrah. Iya, Umrah. Bukan voucher makan di mall, bukan juga payung promosi.

“Tadi ada uang pribadi, kami berikan sebagai bentuk apresiasi,” ujar Ratu Dewa dengan muka sumringah, mirip bapak-bapak habis ngocok arisan dan menang.

Memang, tidak semua hari kita bisa lihat anak-anak muda mengaji, menang lomba, terus pulang dikasih bonus kayak atlet bulu tangkis. Dulu waktu kecil, ikut lomba azan RW aja hadiahnya cuma lembaran sertifikat, itu pun dicetak pakai tinta luntur.

Kalau anak-anak lain sibuk ngafalin lirik TikTok, anak-anak Palembang ini justru sibuk ngafalin ayat dan hadits. Makanya pantas kalau Pak Wali ngasih tiket Umrah. Anggap saja itu “reward religi” bentuk cinta dari Pemkot, yang lebih afdol dari sekadar upload story dan mention Walikota.

Dan jangan dikira prestasi ini cuma perkara piala. Kata Ratu Dewa, keberhasilan mereka jadi juara juga semestinya bisa membumi turun ke masyarakat, kayak hujan pertama di musim kemarau. Mendingan masyarakat ngaji daripada ngasih komentar pedas di akun gosip, betul?

“Karena kita tahu, beberapa survei mengatakan buta aksara meningkat. Maka dari itu ini jadi PR kita,” kata beliau sambil serius, walau tetap tersenyum kayak pak RT baru dapat honor.

Kalau kata pepatah lama “Takkan hilang air wudu dibasuh piala”. Anak-anak ini bukti nyata bahwa tilawah tak hanya membawa berkah, tapi juga bisa jadi paspor ke Tanah Suci. Siapa sangka, mikrofon lomba bisa berubah jadi tiket pesawat Jeddah?

Lucunya, mungkin sebentar lagi akan muncul trend baru: anak-anak remaja bukan lagi mimpi jadi YouTuber, tapi ingin jadi qari’—soalnya lebih jelas masa depannya, lebih cepat Umrahnya.

Dan harapan kita semua, semoga prestasi ini tak hanya jadi selebrasi sejenak, tapi juga jadi virus kebaikan. Syukur-syukur kalau tiap RT nanti punya grup ngaji rutin, bukan cuma grup WA yang isinya share harga LPG dan video kucing jatuh dari meja.

Kalau selama ini sering kita dengar “Al-Qur’an di dada, bukan di rak lemari”, maka hari ini Palembang sudah mulai membuktikan itu. Lewat suara merdu dan hafalan yang mumpuni, anak-anak muda Palembang jadi bukti bahwa iman dan prestasi bisa jalan bareng.

Dan buat kita yang masih belum bisa baca Qur’an lancar, ini saatnya move on dari scroll TikTok, pindah ke buka Mushaf. Karena seperti kata Ratu Dewa, “Membasmi buta aksara Qur’an itu kerja bareng-bareng, bukan kerja lembur sendirian.”

Ingat, tilawah bukan hanya soal nada. Tapi soal makna. Dan siapa tahu, kalau kita serius, besok-besok Pak Wali juga kasih bonus buat yang khatam Qur’an 30 juz minimal traktir pempek satu ember.[***]

Terpopuler

To Top