Sumselterkini.co.id,- Kata orang, “Bukan jalan yang panjang yang membuat perjalanan terasa berat, tapi langkah pertama yang tak kunjung diambil.”
Nah, langkah pertama yang sudah diambil oleh Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, dan Pemkot Palembang dalam mewujudkan program Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih ini layak diapresiasi.
Mereka memulai perjalanan panjang untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan masa depan cerah bagi warga Palembang, meskipun jalan yang harus ditempuh pasti penuh lika-liku.
Sekolah Rakyat bukan sekadar bangun bangunan, lho. Kalau hanya itu, kita bisa bilang, “Ah, gampang!” Tapi ini lebih dalam dari itu. Ini soal menciptakan harapan.
Seperti pepatah bilang, “Jika kamu ingin menanam pohon, tanamlah pohon yang rindang dan memberi buah, bukan pohon yang hanya tumbuh tinggi tanpa arti.” Dengan Sekolah Rakyat, Palembang berusaha menanamkan pendidikan berkualitas bagi mereka yang selama ini terpinggirkan. Ini bukan sekadar bangunan fisik, tapi juga sebuah rumah bagi mereka yang mencari jalan keluar dari kemiskinan.
Banyak kota di dunia, bahkan negara lain, sudah mulai melirik inisiatif seperti ini. Ambil contoh, Singapura, yang sejak dulu sudah memprioritaskan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.
Begitu juga dengan beberapa kota di Jerman, yang sudah lama menerapkan konsep pendidikan inklusif dengan sistem asrama. Palembang, dengan semangat Palembang Cerdas dan Palembang Peduli menunjukkan bahwa mereka juga ingin membuat gebrakan yang serupa. Jadi, bukan sekadar menanam pohon, tetapi memastikan pohon itu tumbuh subur dan memberi manfaat.
Sementara itu, program Koperasi Merah Putih yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo bukanlah sembarang koperasi. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah.
Dewa dengan percaya diri menyebutkan bahwa beberapa kelurahan sudah mulai membentuk koperasi ini. Kalau kita bicara tentang ketahanan pangan, ini bukan sekadar urusan makan enak, tapi soal bagaimana kita bisa bergantung pada hasil bumi dan produk lokal untuk bertahan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh ekonom terkenal, Amartya Sen, “Ketahanan pangan bukan hanya soal banyaknya makanan yang tersedia, tetapi juga tentang akses terhadap makanan tersebut.”
Tidak ada salahnya belajar dari kota-kota besar yang sudah lebih dulu membangun kekuatan koperasi. Kota Medellín di Kolombia, misalnya, telah memanfaatkan koperasi untuk membantu masyarakat miskin mengakses berbagai layanan, termasuk pangan, kesehatan, dan pendidikan. Di sini, koperasi menjadi sumber daya untuk memberdayakan masyarakat, yang nantinya berdampak pada perekonomian lokal yang lebih mandiri.
Di balik semua ini, penting untuk diingat bahwa keberhasilan program-program ini tidak bisa dicapai hanya dengan kekuatan satu pihak saja. Wali Kota Palembang menyadari betul bahwa ini adalah soal kolaborasi.
“Sinergi dan kolaborasi antar daerah adalah kunci,” kata Ratu Dewa. Pepatah mengatakan, “Bergotong royong, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.” Jadi, bukan hanya Palembang, tapi seluruh daerah perlu bekerja sama untuk mewujudkan pembangunan yang merata.
Jika kita menilik ke negara lain, kita bisa belajar dari Jepang. Mereka sukses mengintegrasikan kebijakan lokal dengan kebijakan nasional, sehingga menciptakan kesejahteraan secara merata di seluruh negeri. Bima Arya, Wakil Menteri Dalam Negeri, juga mengingatkan bahwa kepala daerah harus terus bersinergi dengan Forkompinda, karena “Sinergi itu kunci.” Ini bukan cuma soal saling bantu, tapi soal saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.
Akhirnya, apa yang diusung Palembang melalui Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih adalah langkah kecil yang jika berjalan konsisten, bisa membawa perubahan besar. Dengan tekad dan kerja sama yang baik, Palembang bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera, lebih cerdas, dan lebih peduli.
Jadi, bagi yang masih ragu atau merasa jalan masih panjang, ingatlah pepatah, “Batu yang jatuh di sungai pun, lama-lama akan mengikis batu lainnya.” Kalau Palembang konsisten dan terus berjalan, bukan tak mungkin mereka akan menjadi contoh teladan dalam pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.[***]