Sumselterkini.co.id, – Kemacetan di Palembang bukan lagi sekadar gangguan, tapi sudah menjadi momok bagi warganya. Dengan 31 titik kemacetan yang tersebar di berbagai sudut kota, perjalanan yang seharusnya singkat bisa berubah menjadi drama panjang di jalanan. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang tak tinggal diam. Bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mereka terus berupaya mencari solusi jangka panjang.
Salah satu gebrakan terbaru adalah penambahan angkot feeder LRT Koridor 8 yang menghubungkan Asrama Haji dengan Talang Betutu. Langkah ini bukan hanya sekadar menambah jalur transportasi umum, tapi juga bagian dari strategi besar untuk mengajak masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke moda transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Namun, pertanyaan besar masih menggantung, karena apakah masyarakat siap beralih? atau justru tetap memilih “berjuang” di kemacetan dengan kendaraan pribadi mereka?
Sejak diperkenalkan pada 2022, angkot feeder telah melayani lebih dari 12 ribu penumpang. Bahkan, 30 persen pengguna LRT di Palembang berasal dari feeder ini, menandakan bahwa angkot feeder bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi elemen vital dalam sistem transportasi kota.
Menurut Rode Paulus, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, Koridor 8 yang baru ini diharapkan bisa semakin meningkatkan akses masyarakat ke LRT.
“Rute ini memiliki panjang sekitar 17 km, dan kami harap dengan adanya feeder, lebih banyak orang tertarik naik LRT. Tapi ini perlu dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat,” ujar Rode dalam peresmian koridor baru Jumat akhir pekan lalu.
Jika masyarakat semakin terbiasa menggunakan angkot feeder, LRT bisa menjadi pilihan utama dalam mobilitas harian, mengurangi beban jalanan, dan tentu saja, mengurangi kemacetan yang semakin menggila.
Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, optimistis bahwa kehadiran feeder bisa menjadi game changer dalam upaya mengatasi kemacetan di kota ini.“Angkot feeder ini lebih aman, nyaman, dan murah. Bahkan kita akan mendorong lebih banyak ASN serta masyarakat umum untuk naik LRT agar kemacetan berkurang,”tegasnya.
Bukan hanya itu, Pemkot Palembang juga berencana menambah 5 hingga 10 koridor feeder baru agar semakin banyak wilayah terhubung langsung dengan stasiun LRT. Dengan begitu, masyarakat tak perlu lagi ragu untuk beralih ke transportasi umum.
Namun, menambah koridor feeder saja tidak cukup jika masyarakat tetap enggan meninggalkan kendaraan pribadinya. Budaya “lebih nyaman pakai motor atau mobil sendiri” masih menjadi tantangan besar.
Satu hal yang seharusnya menjadi daya tarik utama angkot feeder adalah gratis ! Ya, semua delapan koridor feeder yang sudah beroperasi saat ini bisa digunakan tanpa biaya sepeser pun.
Gratis
“Angkot feeder ini nyaman, aman, dan yang paling penting, gratis! Jika masyarakat semakin banyak yang memanfaatkannya, maka impian Palembang bebas macet bukan sekadar wacana,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang, Agus Supriyanto.
Tapi kenyataannya? Masih banyak masyarakat yang enggan beralih. Sebagian besar merasa bahwa kendaraan pribadi lebih fleksibel, meskipun harus terjebak di tengah kemacetan yang mengular.
Bahkan, ada juga yang belum terbiasa dengan pola pikir “park and ride”—yakni menggunakan kendaraan pribadi hingga titik tertentu, lalu melanjutkan perjalanan dengan transportasi umum.
Menambah angkot feeder dan memperluas jaringan transportasi adalah satu hal, tapi mengubah kebiasaan masyarakat adalah tantangan yang jauh lebih besar. Apakah Warga Palembang Siap Berubah?
Karen meskipun feeder LRT sudah gratis, nyaman, dan bisa menghindarkan dari stres macet, tetap saja banyak yang memilih membawa kendaraan pribadi. Ini bukan sekadar soal fasilitas, tapi tentang mengubah pola pikir.
Sebagai contoh, di banyak negara maju seperti Jepang atau Singapura, masyarakatnya lebih memilih transportasi umum karena sudah terbiasa dengan sistem yang efisien. Di Indonesia, terutama di Palembang, mindset ini masih dalam tahap awal.
Jika masyarakat tetap enggan beralih, maka kemacetan akan terus terjadi, dan pada akhirnya, tidak ada solusi yang benar-benar bisa mengatasi masalah ini.
Dengan bertambahnya angkot feeder LRT, Palembang sedang menuju sistem transportasi yang lebih modern dan efisien. Apakah warga siap berubah?
Jika masyarakat masih lebih nyaman terjebak macet di kendaraan pribadi, maka tambahan feeder, LRT, dan berbagai fasilitas lainnya tidak akan banyak berarti. Namun, jika semakin banyak yang sadar dan mulai menggunakan angkot feeder serta LRT, Palembang bisa benar-benar terbebas dari kemacetan dalam beberapa tahun ke depan. Sekarang, pilihan ada di tangan kita.Mau stuck di macet atau pindah ke transportasi umum yang lebih nyaman dan gratis? [***]