Olahraga & Otomotif

Perjalanan “Ksatria Merah Putih”, Lintas Benua Demi Garuda

foto :pssi

Sumselterkini.co.id, – Kalau bicara soal pengorbanan demi negara, empat pemain Timnas Indonesia yang berkarier di Eropa ini layak disebut sebagai “ksatria Merah Putih.” Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, Marselino Ferdinan, dan Ole Romenij harus menempuh perjalanan luar biasa melelahkan, melintasi tiga benua hanya untuk satu misi: mencuri poin dari Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Perjalanan dari Inggris menuju Sydney ini bukan sekadar soal ribuan kilometer yang mereka tempuh di udara, tapi juga ujian mental, fisik, dan kesiapan mereka untuk langsung bertarung di lapangan. Tidak banyak yang menyadari, di balik setiap langkah kaki mereka menuju pesawat, ada beban harapan jutaan rakyat Indonesia yang ingin melihat Garuda terbang lebih tinggi.

Lupakan anggapan bahwa para pemain ini menikmati perjalanan seperti turis yang hendak berlibur ke negeri Kanguru. Faktanya, perjalanan lintas benua ini adalah tantangan berat yang bisa menguras tenaga sebelum mereka menginjakkan kaki di lapangan. Dari London ke Sydney, mereka harus melalui perjalanan udara lebih dari 16.900 km, dengan waktu tempuh hampir 24 jam termasuk transit. Selama di pesawat, tubuh mereka dipaksa duduk dalam waktu lama, sirkulasi darah tidak berjalan maksimal, dan istirahat yang didapat jauh dari kata ideal.

Yang lebih berat lagi, mereka harus segera menyesuaikan diri dengan perbedaan waktu. Dari Eropa ke Australia, ada perbedaan zona waktu sekitar 10 jam. Ini berarti ketika kaki mereka baru saja menginjak tanah Sydney, tubuh mereka masih merasa seperti di Inggris atau Belanda. Adaptasi cepat menjadi kunci, karena hanya dalam hitungan hari, mereka harus sudah siap tempur melawan tim sekuat Australia. Ini bukan sekadar soal perjalanan panjang, tapi juga ujian daya tahan tubuh dan fokus mental yang harus tetap terjaga.

Bicara soal kesiapan, keempat pemain ini juga datang dengan modal performa apik dari klub masing-masing. Ivar Jenner baru saja tampil penuh selama 90 menit bersama Jong Utrecht di Eerste Divisie, kasta kedua Liga Belanda. Meskipun timnya kalah dari Vitesse, kontribusi Ivar tetap menonjol dengan akurasi operan yang baik, blok krusial, serta ketahanan fisik yang stabil sepanjang laga. Statistiknya menunjukkan bahwa ia tetap bisa diandalkan sebagai gelandang pekerja keras yang mampu menjadi jembatan antara lini belakang dan depan.

Sementara itu, Ole Romenij tampil impresif bersama Oxford United di Divisi Championship Inggris. Bermain sebagai starter melawan Watford, ia ikut berkontribusi dalam kemenangan timnya sebelum ditarik keluar pada menit ke-68. Kehadirannya sebagai penyerang yang aktif bergerak dan agresif di lini depan tentu bisa menjadi tambahan amunisi berharga bagi skuad Garuda. Dengan performa yang masih panas dari klub masing-masing, mereka diharapkan bisa langsung menyesuaikan diri di Timnas tanpa kehilangan sentuhan terbaiknya.

Perjuangan menuju Sydney bukan hanya dilakukan oleh empat pemain ini. Dari berbagai penjuru dunia, penggawa Timnas Indonesia lainnya juga melakukan perjalanan panjang demi satu tujuan yang sama. Calvin Verdonk dan Eliano Reijnders bertolak dari Belanda, Shayne Pattynama dari Belgia, sementara Pratama Arhan terbang dari Thailand. Mereka semua meninggalkan kenyamanan di klub masing-masing demi mengenakan lambang Garuda di dada.

Sementara itu, rombongan besar yang berisi pemain-pemain dari BRI Liga 1 juga berangkat dari Jakarta. Dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dan didampingi tim kepelatihan Patrick Kluivert, para pemain lokal seperti Rizki Ridho, Ernando Ari, Hokky Caraka, Mohammad Ferarri, dan Ramadhan Sananta siap menyatu dengan rekan-rekannya dari luar negeri. Mereka tahu, misi ini bukan sekadar bertanding, tetapi membawa harga diri sepak bola Indonesia ke panggung yang lebih besar.

Menghadapi Australia di kandangnya sendiri jelas bukan perkara mudah. Socceroos adalah salah satu tim terkuat di Asia, dengan pengalaman bermain di Piala Dunia serta materi pemain yang hampir semuanya merumput di liga-liga top dunia. Secara fisik, mereka lebih unggul. Secara pengalaman, mereka lebih matang. Bermain di depan puluhan ribu pendukung fanatik mereka di Sydney Football Stadium juga akan menjadi tekanan tersendiri bagi skuad Garuda.

Namun, sepak bola bukan soal siapa yang lebih unggul di atas kertas. Ini soal bagaimana sebuah tim bisa menyatukan semangat, strategi, dan mentalitas untuk menghadapi tantangan. Timnas Indonesia punya modal besar dalam hal semangat juang. Mereka adalah tim yang kerap kali membuktikan bahwa mereka bisa mengejutkan lawan yang lebih besar. Kecepatan pemain-pemain muda, kreativitas lini tengah, serta kekompakan yang terus dibangun bisa menjadi senjata rahasia untuk menciptakan kejutan di laga nanti.

Misi berat menanti, tapi para pemain Timnas Indonesia tidak datang ke Sydney untuk sekadar bermain-main. Mereka sudah mengorbankan perjalanan panjang, meninggalkan kenyamanan di klub masing-masing, dan membawa harapan besar dari rakyat Indonesia. 20 Maret nanti, di Sydney Football Stadium, Garuda akan terbang. Apakah mereka bisa mencuri poin dari Socceroos dan membawa Indonesia selangkah lebih dekat ke Piala Dunia 2026? Kita tunggu jawabannya di lapangan!.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com