Olahraga & Otomotif

Mandalika Punya Bukit Jokowi, Namun Kenapa Dinamakan Bukit Kepala Negara

IST/ilustrasi

LOKASINYA persis berada di atas trek lurus start-finish sirkuit Mandalika. Posisinya ada di sisi timur sirkuit Mandalika. Untuk menuju ke tempat itu hanya ada satu akses. Dari jalan umum kurang lebih hanya butuh waktu 10 menit menggunakan kendaraan roda empat.

Di sanalah terhampar Bukit Jokowi. Dinamakan bukit Jokowi, karena Presiden Jokowi pernah mengunjungi bukit tersebut saat meninjau Sirkuit Mandalika.

Bukit Jokowi merupakan tribun yang sangat strategis untuk melihat balapan MotoGP. Namun, tunggu dulu. Tak sembarang orang bisa masuk ke situ. Menurut Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria, bukit ini dikhususkan untuk Kepala Negara RI menonton MotoGP Indonesia 2022. “Tamu kehormatan lain juga bisa nonton balapan dari Bukit Jokowi,” kata Priandhi Satria, beberapa waktu lalu.

Desain tribun di bukit ini sangat “wah”. Di bukit ini kita bisa melihat bangunan memanjang dengan atap menyerupai huruf U terbalik. Bukit ini dikelilingi batu alam berwarna coklat putih yang disusun secara acak.

Untuk melihat balapan di sirkuit ada dua ruangan yang bisa dipakai. Pertama, ruang terbuka. Di situ disediakan kursi dan meja rotan. Kedua, lebih “wah”. Ruangannya tertutup berpendingin udara dan dikelilingi kaca. Ada kursi sofa.

Kedua tempat ini disebut menjadi tempat yang paling asyik untuk melihat balapan MotoGP.

Mandalika dan Legendanya
Sejak ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus Mandalika mulai banyak diperbincangkan orang. Keindahannya juga tak usah diragukan lagi.

Perbincangan tentang Mandalika nyaris tiada surut ditambah di wilayah ini dibangun sirkuit balapan motor.

Mandalika memang luar biasa. Nama ini juga penuh legenda. Menurut cerita yang berkembang, Mandalika merupakan legenda suku Sasak. Ia adalah putri dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting.

Katanya, Mandalika dewasa merupakan seorang gadis yang sangat cantik dan memesona. Kecantikannya ini pun tersohor hingga membuat para pangeran dari berbagai kerajaan datang ke Lombok.

Tak ingin terjadi perang karena diperebutkan banyak pangeran, Mandalika memilih terjun ke laut. Namun sebelum terjun, ia sempat mengucapkan janji untuk mengunjungi rakyatnya dalam wujud nyale atau cacing laut.

Ceritanya ini kemudian menjadi asal usul Festival Bau Nyale. Cacing laut ini hanya muncul satu tahun sekali dan dipercaya sebagai wujud kunjungan putri Mandalika untuk masyarakatnya.

Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 20 bulan ke 10 menurut perhitungan bulan Sasak tepat sebelum subuh. Undangan ini disambut dengan baik oleh para pangeran dan rakyatnya.

Setelah semua pangeran berkumpul, akhirnya sang putri datang dengan diusung oleh para prajuritnya. Mandalika lalu berhenti dan berdiri di sebuah batu di pinggir pantai. Setelah mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran, Mandalika loncat ke dalam laut.

Seluruh rakyat mencarinya ke dalam laut namun Mandalika tidak ditemukan. Sesaat setelah itu, muncul sekumpulan cacing berwarna-warni yang menurut masyarakat dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Perayaan ini dilakukan dengan menangkap nyale menggunakan kayu berbentuk huruf U yang diikat dengan jaring di belakangnya. Nyale yang bermunculan dari dalam karang itu kemudian diserok dengan jaring tersebut. Dibutuhkan kesabaran agar tangkapan nyale banyak, mengingat cacing ini cukup lincah dan licin.

Selain sebagai berkah, nyale juga dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit.

(Warga menonton jalannya tes pramusim MotoGP 2022 hari terakhir dari perbukitan di sekitar Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (13/2/2022). Tes pramusim MotoGP 2022 di Mandalika resmi berakhir pada Minggu (13/2) dan dilanjutkan balapan MotoGP seri Mandalika pada Maret mendatang.InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com