Sumselterkini.co.id, – Kalau ada yang bilang pergi haji itu tinggal duduk manis di pesawat, sampai, tawaf, lempar jumrah, trus pulang bawa kurma, itu berarti dia belum pernah nyicipin nikmatnya manasik. Ya, manasik, kawan! Semacam gladi resik sebelum ngadepin keruwetan dunia perhajian yang sebenarnya. Ibarat latihan baris-berbaris sebelum ikut upacara akbar di Istana Langit.
Nah, Ahad kemarin (20/4/2025), sebanyak 495 calon jemaah haji asal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) digiring eh, dikumpulkan di MAN Insan Cendekia, Teluk Gelam. Bukan untuk belajar Matematika atau Biologi, tapi untuk ikut training camp manasik haji tahun 1446 H. Tempatnya adem, suasananya serius tapi santai, kayak kuliah umum tapi versi calon tamu Allah.
Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki, hadir langsung membuka acara. Beliau tampil segar, tanpa peci miring, dan langsung menyemangati para jemaah. Dalam sambutannya, Pak Bupati menyampaikan pesan syahdu tapi ada sentuhan haru. “Gunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual,” ucap beliau sambil melirik jam tangan, barangkali takut ngelantur terlalu lama.
Tapi yang paling ngena adalah pesannya yang agak politis tapi dibungkus manis. “Sempatkanlah untuk mendoakan Kabupaten OKI agar semakin baik dan maju.”
Aih, titipan ini mirip kayak emak-emak nitip beli bawang ke warung kelihatan ringan, tapi kalau lupa bisa panjang urusannya.
Sementara itu, Kakankemenag OKI, H. Syarif S.Ag M.Pd.I, tampil sebagai coach kesehatan. Beliau ngasih wejangan soal pentingnya jaga badan.
“Ibadah haji itu kayak lari maraton plus hiking spiritual. Jadi, jaga tekanan darah, kolesterol, dan asam urat. Jangan sampai pas lempar jumrah, yang kelempar malah betis sendiri,” ujarnya sambil tersenyum.
Bayangkan aja, kawan, 495 jemaah belajar cara pakai ihram, latihan jalan kaki ala tawaf, dan simulasi lempar kerikil pakai semangat 45. Ada yang serius banget sampai keringatan kayak habis nanjak bukit. Ada juga yang malah ngantuk di tengah simulasi wukuf mungkin saking khusyuknya, atau efek sarapan lontong sayur yang kebanyakan kuah santan.
Tapi itulah manasik ajang pemanasan sebelum diterbangkan menuju Tanah Suci. Ibarat gladi kotor buat pertunjukan suci. Ibarat latihan nyanyi sebelum konser akbar, cuma bedanya, di sini bukan nyanyi, tapi latihan sabar, ikhlas, dan nyari sinyal di padang pasir.
Semoga seluruh calon jemaah haji dari OKI diberi kekuatan, kelancaran, dan yang paling penting mental baja ngadepin panas, antrean, dan kamar mandi umum. Dan jangan lupa, selain doain diri sendiri jadi haji mabrur, doain juga Kabupaten OKI biar makin sejahtera dan makin sering ngadain manasik yang ngangenin kayak kemarin.
Karena sejatinya, perjalanan ke Baitullah itu bukan cuma soal rute dari rumah ke Mekah. Tapi juga soal perjalanan hati, dari duniawi ke ilahi. Dan manasik ini? Ya… pemanasan suci dengan sedikit bumbu lucu.[***]
