OKI Terkini

Bupati OKI Ngajak Perusahaan Patungan Bantu Rakyat, Nggak Harus Banyak, Yang Penting Berasa!

foto : ist

Sumselterkini.co.id, – Punya bisnis gede di daerah? Cuan lancar? Mantap! Tapi, jangan lupa, ada warga sekitar yang juga butuh perhatian. Jalanan rusak, akses susah, tapi perusahaan tetap jalan terus. Nah, kalau yang gede-gede ini bisa sedikit berbagi, bukankah hidup jadi lebih asik dan sama-sama enak?

Makanya, ajakan buat gotong royong ini bukan sekadar omongan doang. Ini soal gimana perusahaan bisa nunjukin kalau keberadaan mereka bukan cuma buat kepentingan sendiri, tapi juga buat masyarakat sekitar. “Bro, kita kan hidup bareng-bareng. Kalau ada kesulitan di sekitar wilayah operasional, ya ayo bantu!” Begitulah kira-kira pesan yang disampaikan dalam kunjungan ke Kecamatan Air Sugihan, Jumat (14/3/2025). Banyak perusahaan gede di situ, dan kalau mereka bisa turun tangan, sekecil apa pun kontribusinya, warga pasti lebih merasakan manfaatnya.

Menurut beliau, kalau kawasan industri dan masyarakatnya bisa akur, semua bakal enak. Bisnis tetap lancar, masyarakat juga happy karena merasa diperhatiin. “Kita sih seneng kalau ada investasi masuk. Itu bagus buat ekonomi. Tapi ya masa rakyat sekitar malah kesusahan? Kan nggak etis,” tegasnya. Ini menarik, karena sering kali kita mendengar retorika bahwa investasi itu penting untuk pertumbuhan ekonomi. Tapi, pertanyaannya, pertumbuhan ekonomi buat siapa? Kalau cuma buat segelintir orang sementara masyarakat sekitar tetap susah, ya percuma. Makanya, yang ditekankan di sini bukan cuma investasi, tapi investasi yang adil dan inklusif.

Salah satu problem yang sering dikeluhin warga di Air Sugihan adalah infrastruktur jalan yang masih acak-acakan. Bupati Muchendi nggak ragu buat nyentil perusahaan-perusahaan besar yang ada di situ, mulai dari OKI Pulp, SAML, BHP, sampai perusahaan lain yang beroperasi di wilayah itu. Ini jadi contoh konkret bagaimana pemimpin harus berani menegur pihak swasta yang lalai. Karena kalau dibiarkan, lama-lama masyarakat bakal skeptis dan merasa ditinggalkan. Padahal, seharusnya ada sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan kondisi yang lebih baik buat semua.

“Gini, saya nggak maksa kalian buat bangun jalan sepanjang jalan tol. Tapi satu-dua kilometer aja, biar warga bisa ngerasain manfaat dari keberadaan kalian di sini. Masyarakat nggak minta yang muluk-muluk kok, yang penting bisa lewat dengan nyaman,” cetusnya. Ini poin yang menarik, karena sering kali yang dibutuhkan rakyat bukan sesuatu yang wah atau bombastis. Kadang, solusi sederhana yang konkret jauh lebih berharga daripada janji-janji besar yang nggak pernah terealisasi.

Bupati Muchendi juga ngasih bocoran kalau anggaran pemerintah daerah lagi pas-pasan. “Lagi defisit, bro! Pemerintah pusat dan daerah harus ngirit. Jadi, kalau ada perusahaan yang bisa turun tangan bantu masyarakat, itu lebih kece daripada cuma nunggu bantuan dari atas,” jelasnya. Nah, ini yang sering jadi problem di banyak daerah. Pemerintah daerah sering kali terbentur keterbatasan anggaran, sementara di sisi lain, perusahaan punya dana besar tapi enggan berbagi. Padahal, kalau ada kerja sama yang baik, dampaknya bakal lebih luas. Model kemitraan seperti ini bisa jadi solusi buat banyak daerah lain di Indonesia yang mengalami kondisi serupa.

Bukan cuma soal jalan, beliau juga ngebahas tentang tenaga kerja lokal. “Logikanya gini, kalau kalian beroperasi di daerah ini, ya mestinya yang kerja juga orang sini. Jangan sampai masyarakat cuma kebagian debunya doang,” sindirnya dengan nada santai tapi penuh makna. Ini juga jadi masalah klasik di banyak daerah industri. Perusahaan datang, mengeruk sumber daya, tapi tenaga kerja malah diambil dari luar daerah. Padahal, kalau mereka lebih banyak menyerap tenaga kerja lokal, masyarakat bakal lebih menerima keberadaan mereka dan konflik sosial bisa diminimalkan.

Di sisi lain, Kepala Desa Marga Tani, Agus Nugroho, juga nggak mau ketinggalan buat nyampein uneg-uneg warganya. “Kita nggak nuntut jalan harus diaspal kayak di kota. Pokoknya jangan sampai becek parah atau berlumpur sampai susah dilewatin. Lagian, jalan itu juga dipake perusahaan buat angkut hasil kebunnya, kan?” ujarnya dengan ekspresi penuh harap. Ini menarik, karena kadang kita terlalu fokus pada solusi besar, padahal yang dibutuhkan masyarakat adalah solusi yang masuk akal dan aplikatif. Nggak harus jalan tol mulus, yang penting bisa dipakai dengan nyaman tanpa menyusahkan orang.

Dengan adanya kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, diharapkan pembangunan di Kabupaten OKI bisa lebih ngebut. Yang penting semua dapat manfaat, bukan cuma satu pihak doang. Nah, kalau begini, kan asik! Masyarakat happy, perusahaan jalan, pemerintah tenang. Gas terus, Bang Bupati! Yang lain kapan nyusul?[***]

 

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com