Obyek Wisata

Wisata Bersih di Pasir Mandalika

ist

Sumselterkini.co.id,  – Pagi baru merekah di ufuk Mandalika. Langit biru muda berbaur dengan desir ombak yang menari-nari di bibir pantai. Pantai Kuta, yang biasanya hanya bersuara lirih lewat semilir angin dan jejak kaki para peselancar, hari itu terasa berbeda. Ada langkah-langkah penuh semangat di atas pasir, ada tawa yang menggantikan dengus keluh, dan ada cinta yang disampaikan bukan dengan bunga, tapi dengan karung sampah dan sapu lidi.

Di antara para relawan yang mengenakan kaus seragam dan semangat seukuran matahari, tampak sosok Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Tanpa panggung megah, tanpa podium, beliau hadir dengan gaya bersahaja topi lebar, celana panjang, dan sarung tangan plastik. Tujuannya hari itu sederhana tapi penuh makna ikut dalam Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

“Bu Wid, itu sepatu siapa yang nyangkut di karang?” celetuk salah satu relawan.
“Entah, mungkin kenangan mantan yang susah dilepas,” jawab sang Menteri sambil tertawa renyah, seperti ingin menunjukkan bahwa mencintai negeri bisa dimulai dari hal-hal kecil dan menyenangkan.

Gerakan Wisata Bersih ini bukan sekadar aksi pungut sampah. Ini adalah pesan sunyi yang disuarakan ramai-ramai bahwa keindahan destinasi wisata akan sia-sia tanpa kebersihan, dan keberlanjutan bukan cuma jargon brosur pariwisata, tapi perihal kebiasaan yang mesti dijaga.

“GWB ini langkah nyata kita. Nggak muluk-muluk, tapi dampaknya bisa luar biasa,” ucap Bu Wid sambil menatap laut yang birunya nyaris transparan. “Ini tentang kesadaran bersama, bahwa kalau kita ingin wisatawan datang, kita harus layak dikunjungi.”

Data bicara jelas. Tahun 2024, NTB kedatangan 2,5 juta wisatawan. Dari jumlah itu, hampir separuhnya mengunjungi Lombok. Mandalika pun jadi bintang panggung. Tapi, seperti halnya artis yang tampil di konser, tempat tampilnya juga harus kinclong. Masa kita dandan rapi, tapi latarnya penuh puntung rokok dan botol kosong?

Program GWB ini tidak berdiri sendiri. Ada banyak tangan yang bergandengan: GoTo Impact Foundation, ITDC, RedDoorz, Poltekpar Lombok, dan pemerintah daerah. Semua turut menyingsingkan lengan baju dan membuktikan bahwa gotong royong itu bukan hanya teori pelajaran PKN zaman SD.

Troy Reza Warokka dari ITDC pun mengaku senang KEK Mandalika terpilih sebagai lokasi GWB. “Ini semacam pengakuan dan tantangan. Bahwa kawasan ini bukan hanya layak jual, tapi juga harus layak jaga,” ujarnya sambil menepuk-nepuk karung yang sudah setengah penuh sampah.

Besoknya, aksi bersih-bersih ini akan berlanjut ke Gili Air. Sebelumnya sudah mampir ke Parangtritis, Kota Tua Jakarta, Marina Waterfront City, dan Pantai Pede, Labuan Bajo. Seakan GWB ini adalah tur keliling Indonesia bedanya, bukan untuk promo album, tapi promo kepedulian.

Bu Menteri menutup kegiatan dengan kalimat yang agak puitis, “Sudah sepatutnya kita menjaga kebersihan destinasi wisata kita, termasuk Pantai Kuta Mandalika destinasi yang bukan hanya indah, tapi juga memikat nurani.”

Dan begitulah, di ujung acara, pasir kembali rata, sampah sudah naik truk, dan para peserta pulang dengan senyum lebar serta sedikit pegal di punggung. Tapi ada satu hal yang tertinggal di hati bahwa mencintai negeri bisa dimulai dari mungut plastik,
dan  terkadang, cinta itu bukan tentang memiliki, tapi tentang tidak meninggalkan jejak sampah.[***]

Terpopuler

To Top