KOTA Palembang yang kita cintai ini nggak cuma terkenal sama pempek, pempek, dan… ya pempek lagi, tapi sebentar lagi bakal punya Mini Zoo! Iya, betul, Mini Zoo!. Bayangkan kamu lagi jalan-jalan sore, eh …tiba-tiba ketemu monyet yang kayaknya mau nitip utang ke kamu, atau kura-kura yang lebih santai dari mantanmu yang nggak kunjung balas chat.
Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, belum lama ini ngotot banget meninjau dua lokasi yang katanya bakal jadi surga binatang mini ini. Ada dua opsi nih, yaitu Kecamatan Kertapati dan Pulau Kerto di Gandus. Dewa bilang, “Kalau mau bikin mini zoo, harus pilih yang bener-bener cocok, jangan kayak milih jodoh di aplikasi dating, asal cocok foto aja!”.
Gagasan ini lahir pas beliau jalan-jalan ke Jatim Park Mini Zoo di Kota Batu. Jadi idenya Ratu Dewa sederhana “Kalau Batu bisa, Palembang pasti bisa!. Tinggal bawa binatangnya ke sini, kasih sedikit bumbu pempek, dijamin seru!”. Tapi tentu saja, nggak semudah itu. Mini Zoo bukan sekadar kumpulin hewan terus kasih makan, nanti malah jadi kebun binatang baper karena pengunjungnya yang nyemil gorengan sembarangan.
Dari hasil tinjauan, sepertinya Kertapati menang telak dibanding Pulau Kerto. Katanya lebih memungkinkan. “Di Kertapati, tanahnya luas, akses gampang, dan kemungkinan monyet kabur lebih kecil,” candanya.
Tapi jangan salah, pembangunan ini juga serius banget. Pemkot nggak main-main, kajian udah jalan sejak Maret, mulai dari aspek bisnis-ekonomi, hukum, lingkungan, sampai teknologi. Misalnya, teknologi sampai dicek, jangan-jangan nanti ada sapi yang bisa live streaming di TikTok.
Nah, ada sisi menarik dari cerita ini. Mini Zoo ini bukan cuma soal hiburan atau selfie cantik buat Instagram. Kalau dikelola dengan cerdas, bisa jadi edukasi. Anak-anak bisa belajar dari dekat tentang fauna, kenal monyet bukan cuma dari meme, kura-kura bukan cuma dari cerita Rawa Laut, dan tentu saja bisa belajar moral, “Jangan ambil makanan hewan sembarangan, nanti karma datang!”.
Jadi, proyek ini juga kasih pelajaran buat kita, jangan cuma mikirin untung jangka pendek. Kaya pepatah bilang, “Sekali menanam pohon, seribu manfaat didapat”. Nah, mini zoo ini bisa jadi pohon yang ditanam Pemkot, bukan cuma buat hiburan, tapi juga untuk ekonomi, pendidikan, dan tentu saja, branding kota. Oleh sebab itu, Palembang nggak cuma terkenal pempek dan sungai, tapi juga tempat monyet keren nongkrong.
Tantangan
Tapi tentu saja, proyek ini juga penuh tantangan sebab investor harus diajak, izin harus lengkap, dan jangan sampai binatangnya stress karena kebanyakan pengunjung selfie. Kalau nggak hati-hati, bukannya seru, hewan-hewan bisa demo sambil bawa poster “Kita juga butuh hak-hak binatang, Pak Wali!”.
Selain itu, Pemkot juga harus mikirin dampak lingkungan. Jangan sampai karena mau bikin mini zoo, sungai jadi kotor, atau pepohonan hilang. Ibaratnya, kalau ingin bikin kolam ikan biar instagramable, jangan sampai ikan-ikannya kena macet di gorengan pengunjung, intinya semua harus seimbang.
Dari sisi ekonomi, mini zoo ini bisa jadi magnet, alasanya? tidak hanya menarik wisatawan lokal, tapi juga mancanegara yang penasaran. “Eh, Palembang ada mini zoo ya? Monas-nya Indonesia, tapi mini zoo-nya Palembang”. Bisa jadi peluang bisnis buat pedagang sekitar, mulai dari jajanan kaki lima, souvenir, sampai kursus selfie profesional.
Kalau digabungkan, Mini Zoo ini bukan sekadar proyek hiburan, tapi paket lengkap, yaitu edukasi, ekonomi, lingkungan, dan hiburan. Intinya, Pemkot lagi belajar bikin strategi multi-dimensi, biar nggak salah langkah. Lagian, kalau salah langkah, bisa-bisa monyetnya kabur sambil bikin viral TikTok, dan semua orang ngakak bareng-bareng, tapi nggak lucu kalau kebun binatangnya rusak.
Jadi, Palembang dengan Mini Zoo bukan cuma wacana manis belaka. Kalau dikemas dengan baik, bisa jadi destinasi edukatif sekaligus hiburan super kocak. Misalnya suatu hari nanti kamu bisa ngajak anak, pacar, atau mantan (buat nostalgia) ke Mini Zoo sambil belajar, jangan cuma nyemil, tapi juga menghargai alam dan binatang.
Jadi, siap-siap saja, warga Palembang! Mini Zoo bakal datang, dan mungkin monyetnya bakal lebih hits daripada kamu di TikTok. Yang jelas, ini bukan sekadar proyek biasa, tapi langkah strategis bikin kota makin hidup, makin lucu, dan tentu saja, bikin kita ngakak bareng. Karena di Palembang, kalau urusan hiburan, kita nggak cuma serius, tapi juga ngakak sampai perut kram!.[***]