Nasional

Tekan Emisi, Indonesia – AS Laksanakan Kerjasama

PEMERINTAH Indonesia dan AS bekerja sama untuk menekan emisi karbon, salah satunya pengelolaan hutan mangrove. Antara Foto/ Wahdi Setiawan
Indonesia dan AS Perkuat Komitmen Tekan Emisi Karbon
SENIN, 30 MEI 2022 | 12:04 WIB OLEH : ADMINISTRATOR
Langkah percepatan menekan emisi karbon digelar. Penyerapan bersih karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain ditargetkan pada 2030.

 

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menjalin kerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk mendukung Program Indonesia Rendah Karbon dari Pengelolaan Kehutanan dan Lahan Lainnya (Forestry and Other Land Use/FoLU Net Sink) pada 2030 supaya iklim Indonesia semakin hijau.

Kerja sama tersebut merupakan langkah percepatan untuk mencapai penyerapan bersih karbon (carbon net sink) di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (forestry and other land use/FoLU) seperti yang ditargetkan Indonesia akan dicapai pada 2030.

Dokumen kerja sama itu dituangkan melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono dan Mission Director USAID Indonesia Jeffrey P Cohen, di Jakarta akhir pekan lalu.

Turut hadir menyaksikan penandatanganan MoU itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kim Y Sung, pejabat KLHK, dan pejabat dari Kedubes AS. Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan bahwa penandatanganan MoU tersebut menandai tonggak penting fase baru kerja sama antara KLHK dan USAID, khususnya dalam mendukung visi jangka panjang Indonesia untuk mengimplementasikan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030, yang juga sejalan dengan Strategi Iklim USAID 2022–2030.

“Pencapaian Indonesia FOLU Net Sink 2030 menuntut untuk memobilisasi, mengoordinasikan, dan mengatur semua sumber daya termasuk publik, swasta, dan komunitas internasional,” ujar Menteri Siti.

Pada kesempatan itu, Dubes AS untuk Indonesia Kim Y Sun menyampaikan pentingnya kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam penurunan emisi gas rumah kaca, terutama dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Dubes Kim juga menyampaikan apresiasi atas upaya besar KLHK untuk mengurangi deforestasi di Indonesia. Laju laju deforestasi kini telah mencapai titik terendah dalam 20 tahun. Amerika Serikat sangat ingin mendukung Pemerintah Indonesia untuk membantu menjamin keberlanjutan jangka panjang dari pencapaian pengelolaan kehutanan hingga saat ini.

Adapun, kerja sama KLHK dan USAID mengenai dukungan terhadap FoLU Net Sink 2030 Indonesia difokuskan pada upaya pengurangan deforestasi dan degradasi hutan yang terus berlangsung; pengelolaan hutan lestari (hutan alam dan hutan tanaman); rehabilitasi hutan dan lahan; restorasi lahan gambut dan mangrove; konservasi dan keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan spesies kunci.

Implementasi kerja sama meliputi kegiatan, di antaranya, pertukaran informasi dan pengetahuan; pengembangan dan pelaksanaan proyek bersama; dan pelibatan dan kolaborasi pemangku kepentingan dalam kegiatan dan penelitian. Untuk detail pelaksanaan kerja sama akan disusun dalam suatu grant implementation agreement baru antara KLHK dan USAID.

Mission Director USAID Indonesia Jeffrey P Cohen menyampaikan, nota kesepahaman itu menjelaskan kerja sama AS-Indonesia untuk menurunkan gas rumah kaca pada 2030. Kemitraan ini mendukung visi jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk pembangunan rendah emisi dan iklim yang tangguh.

Untuk mencapai FoLU Net Sink 2030, Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan beberapa strategi, di antaranya, restorasi rawa gambut 2 juta hektare hingga 2030, reforestasi, menggenjot pengelolaan hutan lestari melalui perizinan berusaha, hingga mencegah deforestasi dan degradasi lahan dan hutan.

Pada 2030, pengunaan kawasan hutan maupun lahan lainnya akan menghasilkan emisi sebanyak 714 juta ton setara CO2. Pembangunan rendah karbon akan mengurangkan emisi sebanyak 17,2% dalam skenario penurunan emisi 29% dan 24,5% dalam skenario 41%.

Indonesia mengajukan proposal penurunan emisi melalui dua cara, yakni 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Semua persentase itu mengacu pada produksi emisi nasional pada 2030 sebanyak 2,869 miliar ton setara CO2. Sebagai ilustrasi, emisi sebanyak ini setara dengan emisi yang dihasilkan 900 juta mobil yang berjalan 19.000 kilometer selama setahun.

Carbon net sink adalah penyerapan karbon bersih yang merujuk pada jumlah penyerapan emisi karbon yang jauh lebih banyak dari yang dilepaskannya. Maka FoLU Net Sink adalah keadaan ketika sektor lahan dan hutan menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskannya.Indonesia.go.id (***)

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com