Sumselterkini.co.id, – Ribuan orang memadati Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Jalan Pahlawan, Semarang, Jateng, Rabu (5/9). Tak hanya dari Semarang, warga yang tumpah ruah di semua sudut kantor gubernur juga berasal dari sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kehadiran mereka untuk melepas Ganjar dari kursi Jateng 1 dalam acara bertajuk “Terima Kasih Jawa Tengah”. Tepat hari ini, masa jabatan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen resmi berakhir. Khusus untuk Gajar, total sudah satu dekade ia memimpin Jateng.
Mengenakan kemeja putih, Ganjar hadir di podium sekitar pukul 16.45 WIB. Dalam sambutannya, ia bercerita merasa bangga sudah diberikan mandat untuk memimpin Jateng. Menurut dia, pengalamannya memimpin Jateng tak akan pernah bisa dilupakan.”Rasanya sepuluh tahun itu baru kemarin. Masih ada di ingatan saya berseliweran petani yang saya temui di sawah. Mereka bekerja luar biasa. Masih ingat ketika saya datang ke sekolah lewat Gubernur Mengajar, bertemu dengan guru-guru yang sungguh-sungguh serius mengajarkan anak-anak kita, termasuk juga budi pekerti,” tutur Ganjar.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga berterima kasih kepada para pegawai di lingkungan Pemprov Jateng yang selama ini menemaninya bekerja. Menurut dia, kinerjanya sebagai gubernur dimudahkan lantaran para pegawainya punya komitmen kuat untuk melayani masyarakat, menjaga integritas, dan memegang teguh nilai-nilai antikorupsi. Ganjar juga masih mengingat orang-orang kecil yang ia temui sepanjang memimpin Jateng, termasuk para pengamen hingga penyapu jalanan di seputar kantor gubernur. “Semua berjalan dalam sepuluh tahun yang luar biasa. Rasa-rasanya sore ini berat buat saya karena jenengan semua adalah bagian dari saya dan saya adalah bagian dari panjenengan,” kata politikus PDI-Perjuangan itu.
Ganjar bercerita perjalanannnya meniti karier sebagai Gubernur tak selalu mulus. Saat berpasangan dengan Heru Sudjatmoko pada periode 2013-2018, ia rutin dibanjiri kritik dan protes dari warga. Begitu pula saat berpasangan dengan Taj Yasin pada periode 2018-2023.
“Saya tidak pernah berduka ketika mendapatkan cacian atau makian karena itu adalah energi saya. Di pintu gerbang itu, sering kali kawan-kawan aktivis, mahasiswa, kawan-kawan buruh, mereka protes. Kadang-kadang pagarnya juga roboh. Itu pun kami terima dengan riang gembira karena kalian masyarakat semua adalah tuanku,” tutur Ganjar.
Ganjar mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan di Jateng. Ia berharap program-program positif yang telah dibangun Pemprov Jateng bisa dilanjutkan oleh penerusnya. Khusus untuk warga Jateng, ia berharap pintu silaturahmi tetap terbuka.
“Bahwa saya, kulo, sederek’e panjenengan (saya saudara Anda). Bahwa kita semuanya bersaudara dan kelak kemudian kita akan berjumpa di suasana yang selalu bersemangat dan kita akan selalu saling melangkahkan kaki bersama,” tandas Ganjar.[***]