Kesehatan

Bebas Malaria Itu Gampang, yang Susah Nahan Nyamuk Pensiun Dini!

ist

– “Filosofi Sehat Ala Muba, Menjaga Lebih Sulit dari Meraih”

PERNAH ngerasain perjuangan diet mati-matian sebulan penuh, terus pas udah turun lima kilo, tiba-tiba tetangga hajatan lengkap dengan rendang, opor, dan es doger?
Nah, kira-kira itulah yang dirasain Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sekarang, bedanya, yang mereka tahan bukan godaan karbo, tapi nyamuk malaria yang pengen comeback.

Tahun 2021 lalu, Muba resmi dinyatakan bebas malaria, capaian ini bukan kaleng-kaleng, bro. Ini hasil kerja keras dari petugas kesehatan sampai masyarakat, yang rela jungkir balik nyemprot rumah, ngecek genangan air, dan ngebujuk warga biar nggak pelihara bak mandi berlumut kayak aquarium zaman Belanda.

Tapi kayak kata Wakil Bupati Muba Kyai Rohman yang kalem, tapi kata-katanya dalem kayak sumur tua “Menjaga lebih sulit dari meraih”,  bahkan dapet sertifikat bebas malaria itu gampangnya kayak dapet ijazah. Tapi abis itu, PR-nya lebih panjang, yaitu gimana biar nyamuk-nyamuk bandel nggak balik nyari kerja di Muba lagi.

Waktu Wabup Kyai Rohman nerima kunjungan Tim Assessment Eliminasi Malaria Provinsi Sumsel di Ruang Rapat Serasan Sekate, suasananya adem. Tapi di luar sana, petugas kesehatan lagi kayak pasukan rahasia, nyisir got, ngecek genangan air, dan cari jentik nyamuk yang sembunyi di ember belakang rumah.

Ada yang bawa botol bekas buat sampel, ada yang sosialisasi ke ibu-ibu arisan sambil nebeng kue bolu.
Pokoknya, perang lawan malaria ini bukan cuma urusan obat dan semprotan, tapi juga kesadaran bareng-bareng, karena kalau satu aja warga lengah, nyamuk bisa bikin reuni akbar tanpa undangan.

Dr. Ferdian J. Lihat, MPH, Ketua Komisi Penilaian Eliminasi Malaria Kemenkes RI, juga kasih jempol buat Muba, tapi beliau ngingetin “Sertifikat bebas malaria bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab besar”.

Jadi jangan sampai piagam bebas malaria cuma dipajang di dinding kantor, berdebu, dan dilihat pas rapat tahunan aja, pasalnya nyamuk nggak peduli piagam, yang dia cari cuma tempat lembap buat nginep dan darah manis buat diseruput.

Menjaga itu kayak hubungan cinta, kalau cuma diawalin dengan janji manis tapi nggak dirawat, ya bubar juga di tengah jalan.

Oleh sebab itu, biar tambah keren, Muba juga bisa belajar dari luar negeri, contohnya di  Sri Lanka (2016) butuh 70 tahun buat bebas malaria, tapi mereka tetap rutin periksa bandara dan pelabuhan, takut nyamuk impor nebeng di koper turis.

Begitu pula China (2021),  mereka setelah bebas malaria, langsung bikin sistem deteksi dini super ketat, sebab satu kasus aja bisa bikin geger satu distrik,  sehingga mereka serius banget, kayak ujian CPNS soal penanganan ini.

Dan El Salvador (2021),  meski negaranya kecil, tapi mereka punya komitmen yang besar, bahkan terus mengedukasi, apalagi di daerah perbatasan, mereka beralasan karena nyamuk itu nggak perlu paspor buat menyeberang.

Nah, artinya, bebas malaria itu bukan garis finish, tapi start baru buat disiplin jaga kebersihan dan kewaspadaan.

Filosofi sehat ala Muba

Yang bikin Muba keren itu bukan cuma karena udah bebas malaria, tapi karena mereka ngerti bahwa kesehatan nggak bisa dijaga sendirian,  semua pihak harus ikut main,  dari Dinas Kesehatan, Camat, Bidan Desa, sampai bapak-bapak Karang Taruna yang siap patroli nyamuk di malam minggu.

Oleh sebab itu, kalau semua warga punya mindset “aku jaga lingkunganku biar nyamuk nggak betah”, itu udah setengah kemenangan, karena malaria bukan datang dari luar negeri, tapi dari genangan air yang kita biarin sendiri.

Jadi, kadang dalam hidup ini, yang paling berat bukan perjuangan meraih sesuatu, tapi menjaga apa yang udah kita dapet, sama kayak cinta, kesehatan juga butuh perhatian kecil setiap hari  nutup bak mandi, nyapu halaman, nggak males buang air menggenang.

Karena terkadang, manusia itu kelakuannya juga aneh, apalagi jika udah dapet sesuatu yang diidamkan, malah suka lupa cara menjaganya. Padahal, menjaga itu seni paling tinggi dalam hidup,  entah menjaga cinta, menjaga kepercayaan, atau menjaga Muba tetap bebas malaria. Semua butuh konsistensi, bukan cuma tepuk tangan dan foto bareng waktu penyerahan piagam.

Dan Muba udah buktiin, kalau kerja bareng bisa bikin hasil luar biasa, tapi jangan berhenti di sini, coba bayangin, kalau tiap desa di Muba punya gerakan kecil “Satu Rumah, Satu Lingkungan Bersih”? terus juga, kalau setiap anak sekolah diajarin pentingnya nutup tempat air, dan kalau setiap warga punya rasa malu pas ada jentik di rumahnya, maka Muba bukan cuma bebas malaria, tapi juga bisa jadi kabupaten paling tangguh lawan penyakit di Sumsel.

Apalagi nyamuk itu nggak kenal siapa bupati, siapa rakyat, tapi kalau mereka lihat lingkungan bersih dan warga kompak, mereka pasti mikir dua kali buat mampir.
“Duh, maleslah ke Muba, orang-orangnya rajin banget, susah nyari tempat ngekos!”, mungkin gitu bahasa si nyamuk…

Jadi, kalau Muba bisa terus jaga semangatnya, bukan mustahil mereka bakal jadi contoh nasional Kabupaten yang bukan cuma bebas malaria, tapi juga bebas dari penyakit kemalasan menjaga kebersihan, Dan ingat bro, kesehatan itu bukan hadiah, tapi hasil kerja bareng yang nggak kelihatan tapi terasa. Sama kayak udara bersih, kita baru sadar berharganya waktu mulai sesak.

Makanya, jangan diam, bergeraklah, bersihkan, jaga lingkungan, dan rawat kebersamaan.
Biar Muba tetap jadi daerah yang sehat, kuat, dan… bikin nyamuk kabur tanpa pamit.

Karena kalau udah kena, nyeselnya bisa sepanjang malam sambil garuk-garuk, kata pepatahMenjaga lebih ringan kalau dilakukan bersama”, akhir cerita ini, yuk, terus jaga Muba tetap bebas malaria biar nyamuk aja yang gigit jari, bukan kita, he..he.[***]

Terpopuler

To Top