PANDEMI ternyata berdampak langsung terhadap menurunnya kuantitas ketersediaan darah. Pendonor rutin banyak yang takut tertular sehingga menghentikan aktivitas donornya.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Sumsel Dr. Kms Yakub menyatakan terdapat penurunan tajam ketersediaan stok darah. “Persentasenya tidak main-main, mencapai angka 70%. Bisa dibayangkan, kalaupun pasien yang membutuhkan darah juga menurun, tetapi tetap saja ketersediaan darah menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan,” ujarnya.
Ditambahkan Doktor Yakub, berkurangnya persentase stok darah menjadi perhatian pihaknya. “Kami melakukan berbagai upaya, misalnya menjaring kerja sama serta komukasi dengan berbagai organisasi dan komunitas. Bahkan, kami menawarkan kesediaan untuk memberikan edukasi dan informasi soal donor darah di era pandemi,” ujarnya.
Dalam berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang pun, pihak PMI mencoba mengajak pelaksana untuk memberi kesempatan kepada PMI membuka spot donor darah. Seperti pada festival rempah Sumsel 2020, kebetulan Ketua PMI Sumsel Ny Febrita Lustia menjadi ketua pelaksana festival.
“Kami membuka spot untuk mendonor. Dan hasilnya, di hari pertama ada 21 orang pendonor. Padahal, pengunjung, hadir bukan bermaksud mendonor,” jelas Yakub.
Kondisi selama pandemi, memang tak dapat dipungkiri membuat para pendonor banyak yang khawatir. Akibatnya, ketersediaan stok darah pun turun mencapai 70 persen. Karenanya, kami berusaha menjaring warga yang sebelumnya bukan pendonor. Caranya, membuka komunikasi denan organisasi dan komunitas. Mengajukan proposal untuk memberikan edukasi dan penawaran kerjasama. Karena bagaimanapun, ketersediaan darah memang harus diupayakan terjaga, tambahnya.
Dalam kondisi normal saja, dengan penghitungan ideal bahwa sedikitnya diharapkan 2% dari warga yag ada bisa menjadi pendonor, maka ketersediaan darah baru mencapai 50 persen dari kebutuhan. Misalnya, di Palembang yang berpenduduk 1,7 juta jiwa, maka 2 persen dariijulah itu berarti ada 34 ribu stok kantong darah dalam setahun. Artinya, dalam sebulan tersedia sekitar 3 ribu kantong. Sementara kebutuhan darah, sebulan setidaknya dibutuhkan 7.000 kantong.
“Kami berharap ada kesdaran warga untuk mendonorkan darahnya. karena banyak keuntungan menjadi pendonor, “ ujarnya. (**) sir
PMI Sumsel Perbanyak Komunikasi untuk Jaring Pendonor
By
Posted on