Sumselterkini,co,id.Kayuagung – Sebanyak 554.179 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI] sangat rawan terjadi kebakaran sehingga saat ini OKI sudah menetapkan status siaga.
Hal itu sudah menjadi prioritas dimusim kemarau tahun ini, langkah awal Pemkab, FKPD dan perusahaan yang berdomisili di OKI mulai sigap menggelar rapat koordinasi khusus Karhutlah tahun 2019 di Kantor Bupati OKI, Kamis (4/04/2019).
Sekda OKI, H. Husin, S. Pd, MM menjelaskan, berdasarkan informasi dari BMKG Sumsel, selama bulan April intensitas hujan diperkirakan akan menurun dan diprediksi awal musim kemarau dimulai pada minggu terakhir Mei hingga Oktober 2019 dengan puncak kemarau pada Bulan Agustus 2019.
Untuk itu, ia menginstruksikan para Camat dan Forkompincam di lapangan dan perusahaan wajib antisipasi dan mendukung penanggulangan Karhutlah dengan segera melakukan revitalisasi kelompok masyarakat peduli api beserta posko-poskonya, membuat sekat kanal, sumur bor dan memenuhi sarpras Karhutlah.
“Segera ditetapkan status siaga darurat, mengaktifkan posko-posko siaga, Inventarisir kelompok peduli api, masyarakat peduli api serta kita himbau masyarakat waspada Karhutbunlah. Fokus kita adalah pencegahan” ungkap Sekda Husin.
Sementara itu Plt kepala BPBD OKI Listiadi Martin dalam laporannya menyebutkan jumlah lahan yang terbakar di OKI di tiga tahun terakhir antara lain sebanyak pada 213 Ha pada 2016 , 2017 sebanyak 179 Ha dan 2018 sebanyak 864 Ha.
Dari data yang dimiliki menurut dia tingkat kerawanan bencana Karhutbunlah di OKI antara lain, kondisi sangat rawan sebanyak 554.179 ha dan Rawan sebanyak 603.175 Ha. Kondisi rawan tersebut tambahnya tersebar di 63 desa di Kabupaten OKI.
“Kita sudah miliki peta rawan bencana maka belajar dari tahun-tahun lalu kegiatan tahun ini kita fokuskan pada wilayah rawan dan sangat rawan melalui upaya preventif” tungkasnya.
Kabag. Ops Polres OKI, Kompol Yudha Widyatama Nugraha meminta fokus penggendalian karhutbunlah diutamakan pada wilayah rawan dan sangat rawan serta optimalisasi pencegahan melalui mitigasi.
Berdasarkan pantauan tahun 2018 menurut dia sebanyak 257 fire spot yang dominan berada pada empat Kecamatan rawan karhutbunlah antara lain Pangkalanlampam, Cengal, Sungai Menang dan Tulung Selapan.
“Kita fokus di wilayah yang rawan. Belajar dari tahun sebelumnya, perlu penajaman pembuatan posko. Posko yang dibuat jangan terlalu jauh dengan fire spot” ujarnya.
Selain upaya itu tambah Yudha sinergitas semua pemangku kepentingan sangat dibutuhkan.
“Upaya pencegahan dan pengendalian dilapangan seringkali terkendala dengan sulitnya akses yang sulit dijangkau, terbatasnya sumber air, terbatasnya kemampuan pemadaman di malam hari dan masih adanya kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar”, tetapi kita secara tupoksi harus besinergi menanggulangi Karhutbunlah tutur Yudha.[**]
Penulis : Indra