Inspirasi

TAWA TAPI TAHU : Sendok Bulat yang Lembut & Garpu Tajam Tukang Nyolok, Filosofi Lucu Kehidupan di Meja Makan

ist

Curhat sendok dan garpu tentang hidup di meja makan. Dari nyolok sampai merangkul, keduanya menyimpan filosofi kehidupan, pesan moral, dan makna kebersamaan.

NAMAKU sendok, tubuhku bulat, wajahku licin, dan sifatku lembut. Tugas utamaku sederhana mengangkat makanan, merangkul kuah soto, hingga mengantar bubur kacang ijo ke mulut manusia.

Tapi aku nggak pernah sendiri. Ada sahabatku Garpu. Ia gagah, bergigi empat, dan hobinya nyolok sana-sini. Kalau aku ibarat pelukis yang halus, dia itu prajurit yang langsung menusuk tanpa ragu. Kami berbeda, tapi di meja makan kami selalu berdua.

Aku pernah melihat manusia mencoba makan hanya dengan Garpu. Hasilnya? Kuah sayur asem tumpah ke baju. Aku juga pernah ditinggal sendiri orang makan mie instan pakai aku doang. Hasilnya? Mie nyangkut di bibir kayak kumis bapak-bapak baru cukur.

Sejak itu aku sadar aku dan Garpu memang diciptakan untuk saling melengkapi. Aku merangkul, dia menusuk. Aku mengangkat, dia menahan. Seperti pepatah dapur “Sendirian kau hanya peralatan, berdua kau jadi pasangan”.

Aku, sendok, mengajarkan kelembutan. Tidak pernah menusuk, hanya mengangkat perlahan. Hidup pun begitu kadang kita perlu sabar, mengumpulkan sedikit demi sedikit.

Garpu, sahabatku, mengajarkan ketegasan. Ia sekali tusuk langsung kena. Sama seperti hidup, kadang kita harus berani mengambil kesempatan sebelum orang lain merebutnya.

Hidup yang hanya lembut bisa diremehkan, hidup yang hanya tajam bisa menyakiti. Tapi jika keduanya berjalan bersama, itulah keseimbangan.

Bayangkan makan bakso. Kalau cuma ada aku, manusia hanya bisa minum kuah. Kalau cuma ada Garpu, mereka hanya bisa nyolok bakso. Tapi kalau kami hadir berdua? Nah, itu baru sempurna bakso plus kuah jadi satu, lengkap dan nikmat.

Pesan moralnya jelas hidup itu bukan tentang siapa yang paling kuat atau lembut. Hidup itu tentang kerja sama, saling melengkapi, dan tahu kapan harus menusuk tegas, kapan harus merangkul sabar.

Aku adalah sendok bulat yang lembut. Dia garpu tajam tukang nyolok. Kami berbeda, tapi justru perbedaan itulah yang membuat kami berguna.

Pepatah dapur berkata “Sendok tanpa garpu hanyalah cawan kesepian. Garpu tanpa sendok hanyalah besi tak berguna.”

Maka, wahai manusia, belajarlah dari kami. Jangan cuma bisa nyolok, jangan pula hanya bisa merangkul. Jadilah bijak, tegas ketika perlu, lembut ketika harus. Karena pada akhirnya, hidup itu tak jauh beda dengan makan bakso lebih nikmat kalau kita melakukannya bersama-sama.[***]

Terpopuler

To Top