PEMERINTAH memiliki tiga strategi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), untuk mewujudkan rasio elektrifikasi 100 persen di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Hal itu disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/6/2021).
Jisman menguraikan tiga strategi tersebut, yakni perluasan jaringan atau grid extension, pembangunan miningrid, dan pembangunan pembangkit energi baru terbarukan lengkap dengan alat penyalur daya listrik (APDAL) serta stasiun pengisian energi listrik (SPEL).
Menurut Jusman, strategi perluasan jaringan listrik ini dilakukan untuk kawasan desa yang dekat dengan jaringan distribusi eksisting.
Sedangkan strategi pembangunan miningrid, kata Jisman, dilakukan melalui pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan berbasis potensi lokal dan masyarakatnya bermukim secara komunal.
Kemudian, strategi selanjutnya berupa pembangunan pembangkit energi baru terbarukan lengkap dengan APDAL, dan SPEL untuk menerangi desa di kawasan perbukitan yang pemukiman masyarakatnya masih tersebar.
“Program ini untuk melistriki desa belum berlistrik yang masyarakatnya bermukim tersebar atau scattered, sehingga tidak dimungkinkan dibangun jaringan listrik maupun minigrid,” ujar Jisman.
Jisman menambahkan penyediaan akses listrik untuk daerah belum berlistrik di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) dilakukan dengan mendorong pemanfaatan EBT.
Berdasarkan data Kementerian ESDM hingga triwulan I-2021, rasio elektrifikasi di Papua tercatat baru mencapai 95,01 persen dan Papua Barat mencapai 96,19 persen
Dari total 346 desa gelap gulita di Papua dan Papua Barat, pemerintah akan membangun pembangkit listrik energi terbarukan beserta APDAL dan SPEL di 285 desa.
Sedangkan, sisanya sebanyak 24 desa akan dilakukan perluasan jaringan dan 37 desa lainnya akan dibangun miningrid.
Dia menegaskan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menyusun peta jalan pengembangan pedesaan, untuk pencapaian target rasio elektrifikasi nasional 100 persen pada 2022.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2029, lanjut dia, pemerintah menekankan agar rumah tangga yang tersambung listrik melalui swadaya masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan program lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) bisa beralih menjadi pelanggan PLN.InfoPublik (***)
Ril