KEMENTERIAN Perhubungan tetap fokus dalam penguatan jaringan transportasi untuk memperkuat sektor logistik di berbagai daerah termasuk Indonesia Bagian Timur.
Kapal ferry jarak jauh (long distance ferry/LDF) rute Patimban-Makassar resmi dioperasikan. Ferry jarak jauh tersebut dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang dilayani oleh KMP Panorama Nusantara. Dengan begitu, harapan masyarakat pengguna bisa dipenuhi yakni mendapatkan kepastian jadwal pelayaran, sehingga lebih efektif dan efisien dalam kegiatan perekonomiannya.
Pada pelayaran perdana beberapa pekan lalu, KMP Panorama Nusantara berangkat dari Patimban menuju Makassar pada Sabtu, 6 November 2021 pukul 05.00 WIB memuat 76 unit kendaraan yang terdiri dari kendaraan golongan IVA hingga golongan VII dan tiba di Makassar pada Rabu, 10 November 2021 pukul 04.00 WITA.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi berharap, kehadiran LDF Patimban-Makassar itu dapat memberikan kenyamanan kepada para pengguna jasa dengan kehadiran rute baru tersebut. Apalagi Ferry ini juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti ruang untuk sopir yang ber-AC serta makan tiga kali sehari.
“Jadwal layanan LDF Patimban-Makassar tersedia sebanyak 7 trip per bulan sehingga saya berharap para pengguna jasa dapat memperoleh kepastian jadwal dalam memakai layanan yang disediakan oleh ASDP ini,” ujar Budi Setiyadi.
Sedangkan Direktur Kepelabuhan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Subagiyo menyatakan, rute baru Patimban-Makasar adalah alternatif rute bagi angkutan barang yang akan memperkuat sektor logistik di Pulau Jawa dan Sulawesi. Pengoperasian lintasan LDF dari Pelabuhan Patimban, Subang, menuju Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, merupakan lintasan LDF kelima yang dilayani ASDP setelah lintasan Surabaya-Lembar, Jakarta-Surabaya, Patimban-Panjang, dan Ketapang-Lembar.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, pengoperasian rute LDF Patimban-Makassar ini diharapkan menjadi salah satu alternatif rute bagi jalur angkutan barang yang akan memperkuat sektor logistik di Pulau Jawa dan Sulawesi.
“Hadirnya layanan LDF melalui Pelabuhan Patimban sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga secara nasional,” tutur Ira.
Lintasan LDF Patimban-Makassar sejauh 708 NM dengan waktu tempuh pelayaran 70 jam ini akan dilayani KMP Panorama Nusantara milik PT Jembatan Nusantara yang saat ini tengah menjalani kerja sama usaha pengoperasian kapal dengan ASDP.
KMP Panorama Nusantara memiliki spesifikasi teknis berukuran 7.965 GT, dengan panjang Kapal (LOA) 125,60 meter, dan lebar kapal 19,6 meter dengan kapasitas angkut 150 unit kendaraan campuran, dilengkapi dengan teknologi informasi SOS – EPIRB. EPIRB atau Emergency Position Indicating Radio Beacon yaitu alat keselamatan kapal seperti yang telah ditentukan oleh ketentuan internasional Global Marine Distress Safety System (GMDSS) yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO).
Pelabuhan Patimban
Sementara itu, keberadaan Pelabuhan Patimban menjadi salah satu alternatif rute bagi jalur angkutan barang yang akan memperkuat sektor logistik di Pulau Jawa, Sumatra, serta Kalimantan yang sebelumnya hanya terfokus di lintasan Merak-Bakauheni. Sejak diresmikan pada 20 Desember 2020, Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, terus mengalami peningkatan layanan.
Saat ini, pelabuhan tersebut telah melayani pengiriman domestik untuk otomotif ke Batam dan Belawan, dan Long Distance Ferry (LDF) dengan rute Patimban–Panjang, Patimban–Pontianak, dan sebaliknya. Sedangkan pengiriman otomotif di Pelabuhan Patimban baru melayani domestik saja, yang dilakukan oleh lima operator kapal. Ditargetkan awal Desember 2021 akan mulai melayani ekspor otomotif ke Timur Tengah.
Perlu diketahui, tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban dimaksudkan meningkatkan kinerja ekspor industri dalam negeri, khususnya sektor otomotif untuk memudahkan dan meningkatkan pengiriman mobil dalam bentuk jadi dari industri di sekitar Karawang lebih efisien baik untuk ke pasar ekspor maupun dalam negeri.
Pelabuhan Patimban berada di wilayah strategis dan dekat dengan pusat sektor otomotif nasional, serta kapasitas terminal Pelabuhan Patimban di Fase 1-1 mencapai 218.000 CBU per tahun dan 250.000 TEUs per tahun. Berdasarkan hasil kajian Kementerian Perhubungan bersama Gaikindo, selain ekspor dalam negeri, ekspor kendaraan ke Amerika Latin, Amerika Utara, sampai Afrika bisa meningkat dengan adanya Pelabuhan Patimban.
Ada lima operator kapal yang saat ini sudah beroperasi di Pelabuhan Patimban yaitu PT ASDP Indonesia Ferry dengan kapal Ferrindo 5, PT Toyofuji Serasi Indonesia dengan kapal Serasi I dan Serasi V, PT Agung Transina Raya dengan kapal MV Ostina, PT NSI NYK-SPIL Indororo dengan kapal Kalimantan Leader, serta PT Roro Samudra Putra Harmoni Mas dengan kapal Harmoni Mas 3 dan Harmoni Mas 8.
Kapal Ferrindo 5 volume muatannya itu adalah kendaraan, truk logistik, dan motor. Kemudian Serasi I dan V, MV Ostina dan Harmonis Mas 3 dan 8 itu volume muatannya mobil, sedangkan Kalimantan Leader volume muatannya adalah mobil dan alat berat.
Pada pelayaran perdananya awal Oktober 2021, MV Serasi V mengangkut sebanyak 700 unit mobil CBU yang didominasi Merk Toyota (PT Toyota Astra Motor) dikirim dari Pelabuhan Patimban menuju Pelabuhan Belawan-Medan.
Progres pembangunan di Pelabuhan Patimban saat ini tengah memasuki tahap akhir Paket 2 yaitu Breakwater, Seawall, dan pengerukan alur pelayaran. Sedangkan pembangunan paket 3 yaitu jembatan penghubung yang dimulai pada 2 April 2020 telah mencapai 81,64% dan diperkirakan akan rampung pada akhir tahun ini.Indonesia.go.id (***)