PT Pupuk Sriwidjaja Palembang mengakhiri pengantongan pupuk pada tahun ini dan mengawali pengantongan pupuk 2020.
Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) itu secara keseluruhan pada 2019 memproduksi pabrik eksisting untuk urea realisasinya sebesar 2.204.818 ton per tahun, Amoniak sebesar 1.443.213 ton per tahun dan NPK I sebesar 102.767 ton per tahun.
“Pengantongan pupuk akhir 2019 selesai hari, dan kita mengawali pengantongan 2020,”kata Mulyono Prawiro, Dirut PT Pusri Palembang saat sambutan dalam pengantongan pupuk, akhir Tahun 2019 dan awal Tahun 2020 di Gudang Pupuk NPK (28/12/2019).
Selain urea yang telah diproduksi 60 tahun silam, kata dia, pabrik pupuk tertua di Indonesia ini, juga sejak 2016 telah memproduksi NPK dengan kapasitas 1×100.000 ton per tahun. “NPK menjadi produk unggulan Pusri,”paparnya.
Dia menjelaskan pada 2018 Pusri kembali membangun pabrik NPK dengan kapasitas 2×100.000 ton per tahun.
Saat ini, tambah Mulyono progressnya sudah mencapai 95 %, diharapkan dapat segera rampung, guna menambah kapasitas produksi NPK hingga 300.000 ton tahun.
Dengan produksi sebesar itu, lanjutnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani akan NPK, yang merupakan pupuk majemuk dan sangat baik untuk proses pertumbuhan tanaman.
Selain itu, menurutnya lagi, beberapa upaya manajemen telah dilakukan dalam menghadapi tantangan, agar perusahaan dapat tetap sustain.
“Selain melaksanakan revitalisasi pabrik, proyek-proyek dan produk inovasi lainnya, Pusri juga melakukan inovasi dan diversifikasi produk baik produk hulu maupun hilir, dan yang paling penting adalah penyesuaian proses bisnis di era digitalisasi seperti saat ini,”ulasnya.
PT Pusri Palembang melalui Departemen CSR, juga telah memberikan kontribusinya bagi masyarakat dalam pengembangan usaha kecil, serta pemberdayaan masyarakat melalui program kemitraan dan bina lingkungan.
Diharapkan pada 2020, jumlah mitra binaan dapat bertambah serta program-program CSR yang memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat.[**]
Penulis : ril/one