Sumselterkini.co.id, – Kalau ekonomi kreatif dan UMKM itu ditaruh di arena pacuan kuda, mereka bukan cuma kuda tunggangan biasa. Mereka itu seperti kuda Simental seberat satu ton, yang kalau digeber bareng-bareng, bisa menggetarkan ekonomi Palembang sampai ke akar rumput!.
Begitulah kira-kira gambaran ketika Wakil Wali Kota Palembang, Prima Salam, menerima sapi simental raksasa dari Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Kota Palembang. Bukan hanya sapi biasa, tapi sapi yang bikin kita teringat pepatah, “Kalau sapi berat berjalan, tanah pun bergetar,”.
Maksudnya, kalau pelaku ekonomi kreatif dan UMKM bergerak dengan semangat berat dan kompak, hasilnya bukan main-main, bisa mengguncang ekonomi daerah sampai mengalir ke kantong-kantong warga.
Nah, penyerahan sapi kurban ini sebenarnya lebih dari sekadar acara seremonial Idul Adha. Ini adalah simbol kolaborasi maut antara komunitas kreatif dengan pemerintah kota. Kalau biasanya sapi kurban cuma buat dibagi-bagi daging, kali ini sapi itu ibarat mesin diesel yang menghidupkan roda ekonomi kecil di lorong-lorong 14 Ilir. Kalau mesin itu jalan mulus, maka suara “klontang-klontang” uang pun ikut berdentang.
Wakil Wali Kota Prima Salam bilang, UMKM itu kalau lancar berusaha, dampaknya seperti air hujan yang mengalir ke sungai kecil, sampai ke sungai besar, akhirnya bikin lautan jadi penuh. Jadi, kalau UMKM di Palembang diberi napas segar dan dukungan penuh, bukan cuma pelaku usaha yang senyum, tapi semua warga juga ikutan naik kelas ekonomi.
Ketua GEKRAFS, Ahsanul Amali, juga gak mau kalah gaya. Dengan sapi simental itu, dia menunjukkan kalau komunitas kreatif itu bukan sekadar seniman atau tukang desain grafis. Mereka juga pejuang ekonomi rakyat yang siap bagi-bagi berkat lewat daging kurban. “Ini sapi bukan cuma buat makan bersama, tapi juga jadi simbol bahwa ekonomi kreatif harus bersatu dengan pemerintah buat bikin program yang greget!,” katanya semangat.
Warga 14 Ilir yang menyaksikan acara ini pun terlihat sumringah. Mereka seperti yang lagi nonton pertandingan sepak bola yang seru, tepuk tangan dan sorak sorai tanda dukungan. Momen ini jelas bukan cuma soal sapi besar, tapi juga soal sinergi yang bikin ekonomi kerakyatan jadi kuat, seperti pepatah baru yang saya buat. “Kalau sapi simental dan pelaku kreatif berdansa, ekonomi kerakyatan menari riang,” tuturnya.
Sapi simental seberat satu ton itu bukan cuma hewan kurban, tapi metafora hidup bahwa pelaku ekonomi kreatif dan UMKM harus mendapat perhatian dan kolaborasi serius dari pemerintah. Kalau mereka diperlakukan seperti sapi yang cuma ditaruh di kandang, ya ekonomi Palembang bakal seperti kandang sapi yang sunyi dan sepi. Tapi kalau mereka diberi ruang gerak, bimbingan, dan dukungan, mereka akan jadi sapi simental yang membawa keberkahan luas bagi warga.
Jadi, mari kita dukung terus roda ekonomi kreatif dan UMKM, supaya sapi simental itu terus bergerak dan Palembang makin sejahtera. Ingat, “Sapi gede, ekonomi makin megede!” Gimana, siap jadi bagian dari gerakan sapi simental ini?.[***]