PEMERINTAH melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan empat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) guna meningkatkan daya saing nasional, pemerataan hasil pembangunan sekaligus mengurangi disparitas, khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) termasuk pengaman wilayah.
Keempat infrastruktur tersebut adalah PLBN Terpadu Long Nawang di Kabupaten Malinau serta PLBN Long Midang, PLBN Labang, dan PLBN Sei Pancang di Kabupaten Nunukan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan demikian kehadiran PLBN akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
“Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” ujar Menteri PUPR, dikutip dari laman Kementerian PUPR, Senin (07/02/2022).
Infrastruktur pertama, PLBN Terpadu Long Nawang telah mulai dikerjakan pada 3 September 2020 dengan anggaran pembangunan bersumber dari APBN senilai Rp225,3 miliar. Saat ini progres pengerjaan telah mencapai 33,49 persen dan ditargetkan selesai pada 25 Desember 2022.
PLBN ini berada di Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan Long Busang di Sarawak, Malaysia. Ruang lingkup pekerjaan yang tengah diselesaikan meliputi bangunan utama, gudang, mes pegawai, tower air, gerbang Tasbara, masjid, foodcourt, power house dan plumbing (MEP), lanskap, dan bangunan penunjang.
Kedua, PLBN Terpadu Long Midang di Kabupaten Nunukan mulai dikerjakan pada 8 Oktober 2020. Pembangunan fisik infrastruktur yang direncanakan selesai pada 25 September 2023 ini mencapai 5,63 persen. Pekerjaan yang dilaksanakan hampir sama dengan PLBN Terpadu lain berupa bangunan inti dan fasilitas penunjang lainnya dengan anggaran sebesar Rp200,7 miliar.
Pekerjaan pembangunan PLBN Terpadu Long Midang mengalami beberapa kendala di antaranya akses mobilisasi peralatan dan material melalui jalur darat yang belum tersedia dan sempat mengalami penurunan permukaan tanah dan longsor di lereng sebelum kegiatan land clearing dan galian.
Ketiga, PLBN Labang di Kabupaten Nunukan mulai dikerjakan sejak 25 November 2020 dan ditargetkan selesai 14 Desember 2022. Biaya pembangunan PLBN ini sebesar Rp210,7 miliar dengan progres konstruksi 27,95 persen.
Adapun pekerjaan yang tengah diselesaikan meliputi bangunan pemeriksaan, mess pegawai, kantor pegawai, tower air, rumah pompa (GWT), power house, tambatan perahu, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), lanskap, dan bangunan penunjang.
Terakhir, PLBN Terpadu Sei Pancang atau biasa disebut Sei Nyamuk yang berada Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan. Wilayah ini dapat diakses menggunakan speedboat dari Kota Tarakan dengan waktu tempuh sekitar tiga jam.
PLBN Terpadu Sei Pancang memiliki luas lahan 68.169 meter persegi dibangun zona inti dan zona pendukung yang meliputi bangunan utama setinggi 3 lantai seluas 5.613 meter persegi, mes pegawai setinggi 2 lantai dengan luas 1.904 meter persegi, serta Wisma Indonesia setinggi 2 lantai seluas 1.888 meter persegi.
Pembangunan PLBN ini mulai dikerjakan pada 24 Februari 2020 dengan progres 82,1 persen dan ditargetkan selesai 13 Juni 2022. PLBN Sei Pancang juga mengembangkan konsep infrastruktur hijau melalui penataan lanskap, penanaman pohon dan rumput serta roof garden untuk bangunan bertingkat dengan total anggaran konstruksi sebesar Rp248,58 miliar. Setkab.go.id (***)