PANAS matahari mulai terasa menyengat, meskipun masih pagi, namun tak menyurutkan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) untuk menghadiri Upacara memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada Selasa 1 Juni tahun ini.
Upacara hari Lahir Pancasila ini di laksanakan di Rumah Dinas Walikota Palembang, Harnojoyo dilakukan secara virtual dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat.
Terlihat jajaran (Forkompinda) sejak pagi memenuhi rumah dinas tersebut. Semua terlihat rapi dan tak lupa tetap memperhatikan protokol kesehatan. Maklum belum lama ini Kota Palembang masih menjadi salah satu daerah di Indonesia yang tingkat penularan Covid-19 tinggi, bahkan angka kematian juga tinggi.
Protokol kesehatan masih menjadi hal utama yang harus diperhatikan, sebagai upaya memupuk kesadaran masyarakat Palembang. Ibarat “harga mati” wajib dilakukan.
Oleh sebab itu tanpa dimulai dari para petinggi di Kota Palembang, kebiasaan baru menggunakan masker dan menjaga jarak dan bersikap tegas, semua program menekan angka penyebaran Covid-19 akan sia-sia.
Ketika masuk ke Halaman Rumah Dinas Walikota penjagaan terlihat ketat oleh Personil Polisi Pamong Praja Kota Palembang yang menjaga rumah dinas.
Awak Forkompinda pun tak lupa selalu diingatkan tetap menjaga jarak mencuci tangan, masker tetap digunakan menutup mulut mereka.
Patuh dan membiasakan diri dengan protokes memang menjadi kunci utama angka penularan covid-19, karena Virus yang asal usulnya berasal dari Wuhan China ini belum dapat dijinakan. Bahkan penyebaran varian baru di Sumsel sudah terlihat nyata.
Dalam upacara tersebut terlihat hening, mereka tetap menjaga jarak dan menggunakan masker. Walikota Palembang Harnojoyo didampingi Wakil wali Kota, Fitrianti Agustinda disela –sela acara tersebut menekankan para jajaran Forkompinda selalu mengikuti protokes. Bukan saja dilingkungan kantor, namun tetap mensosialisasikan kepada masyarakat dilingkungan tempat tinggal masing-masing.
Sosialisasi menurutnya harus dilakukan secara masif karena menekan angka covid di Palembang sudah menjadi tanggung jawab bersama. “Selain program pemerintah pusat dan daerah, diri kita sendiri wajib memberikan edukasi kepada masyarakat dilingkungan tempat tinggal, karena cara itu setidaknya masyarakat tetap patuh,”ungkapnya.
Dia menjelaskan pembatasan skala kecil dilingkungan Rukun tetangga [RT] merupakan kunci keberhasilan penanganan penyebaran covid.
Hal ini katanya sejalan dengan kebijakan pemerintah, untuk mengawal dan menyukseskan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang diterapkan serentak di seluruh wilayah Indonesia mulai 1 Juni 2021.
“Kita yakin jika masyarakat patuh dan terus membiasakan diri penularan covid bisa ditekan, karena kunci utama adalah kesadaran dalam diri sendiri,”imbaunya.
Dia berharap jangan kecolongan lagi terkait penyebaran covid di Palembang, apalagi di saat libur sehari seperti hari ini. Setidak semuanya beristirahat di rumah masing-masing sehingga dapat mengurangi penularan.
Dia mengingatkan lagi, Masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, yaitu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, memakai masker, tidak berkerumun, dan mengurangi mobilitas.
Untuk itu warga, yang baru pulang bepergian dari mudik pesan Walikota, untuk melakukan karantina mandiri 5 x 24 jam. “Posko, berperan penting memantau karantina mandiri, dan memantau kasus positif baru yang ditemukan di wilayahnya agar dapat ditangani sedini mungkin.
Dalam Upacara tersebut, terlihat Harnojoyo mengenakan Tanjak serta Sarung Songket yang merupakan salah satu perlengkapan pakaian adat kesultanan Palembang Darussalam.
Dari Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pidatonya meminta semua kalangan untuk terus mewaspadai rivalitas dan kompetisi antar ideologi.
“Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antarideologi,” kata Jokowi.
Dengan menggunakan pakaian adat Tanah Bambu, Jokowi juga menyampaikan, meskipun Pancasila saat ini sudah menyatu dengan bangsa Indonesia, namun berbagai tantangan Pancasila kedepan juga dinilai semakin berat.
Menurut Jokowi, hal tersebut dipengaruhi oleh ideologi transnasional yang cenderung semakin meningkat memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara dan berbagai strategi, dimana dalam perkembangannya ideologi transnasional radikal mudah tumbuh karena kemajuan teknologi. “Ketika konektivitas 5 G melanda dunia maka interaksi antar dunia juga semakin mudah dan cepat,” tuturnya.[***]
Irwan Wahyudi