Di saat mendapat musibah atau kala merasakan penderitaan yang serupa, rasa berbagi dan peduli tetap harus dijaga dan dirawat. Begitupun ketika pandemi telah mendera hampir dua tahun, ternyata virus itu tak mampu mematikan rasa peduli itu.
Kalau kita tergolong kaum berpunya, mungkin nilainya bisa fantastis. Misalnya, yang dilakukan keluarga almarhum Akidi Tio, yang kemarin menyerahkan sumbangannya terhadap penanganan Covid 19 di Sumsel.. Mencapai Rp 2 trilyun.
Karena bersahabat akrab dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri, MM maka keluarga almarhum Akidi Tio melalui perwakilannya Prof Dr Hardi Darmawan menyalurkan sumbangannya tersebut secara simbolis kepada sng jenderal.
Saat itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru terlihat mendampingi.bersama pejabat dan tokoh-tokoh lainnya.
Prof Dr Hardi Darmawan, dokter pribadi keluarga penyumbang asal Aceh itu, menyampaikan amanah agar sumbangan itu dapat menjadi bentuk berbagi rasa dan membangun kepedulian.
Siap Santap
Kalaupun, tak bisa dengan nilai yang sebesar itu, berapapun nilainya, sesungguhnya bukanlah persoalan. Yang penting, itulah bentuk kemanusiaan yang bisa menjadi penangkal sekaligus obat bahkan vaksin bagi kita semua. Dalam upaya melawan virus dari Wuhan itu.
Dampak pandemi covid dirasakan oleh semua bidang kehidupan. Bukan hanya protokol kesehatan yang harus dilaksanakan. Juga sekedar vaksin. Tapi, urusan perut pun tak boleh dilupakan.
Pembatasan untuk menghindari kerumanan dan mengurangi mobiltas maupun aktivitas tentu membuat daya beli dan kemampuan menyiapkan konsumsi juga berkurang. Bukan tidak mungkin, perut yang lapar membuat potensi terjangkit covid 19 pun meningkat.
Kepedulian sesama, yang mampu berbagi dengan mereka yang pada posisi kekurangan, tentu menunjukkan adanya perhatian dan rasa prihatin bersama.
Menyadari kondisi ini, GH Corner yang membuka usaha kuliner dengan menu-menu timur tengah di Palembang pun memberikan kepeduliannya. Di saat bisnis kuliner juga terdampak, tidak lah membuat rasa pedulinya luntur.
Fadle, manajer GH Corner, mengemukakan bahwa, pihaknya membuka kesempatan kepada masyarakat yang ikhlas untuk berbagi bersama. “Dengan menu-menu yang ada, kami pun menyisihkan sedikit keuntungan. Kami buka Dapur Prihatin Bersama. Kami ketuk kepedulaian sesama untuk berbagi. Dari dana yang ada, kemudian, disiapkan menu-mnu makan siang siap santap,” ujar Fadle.
Pembagian paket makan siang gratis itu, dilakukan untuk makan siang. “Sediktinya disiapkan 100 porsi setiap hari,” tambah Raja Ibrahim Syakur, Penanggung Jawab Dapur Prihatin Bersama.
Mengapa dipilih makan siap santap, menurut Fadle, untuk memudahkan warga yang terdampak. “Sehingga mereka tidak perlu beli gas, atau tak perlu masak nasi lagi. Tinggal santap,” paparnya,
Untuk memastikan paket siap santap itu diterima mereka yang benar-benar butuh, mereka berkoordinasi dengan ketua RT setempat. Terkadang, mereka yang terdata menerima diundang ke gerainya di Jalan Letkol Iskandar, Palembang.
Terkadang mereka turun langsung ke rumah-rumah warga. Nantinya, bukan hanya makan siang, tapi juga untuk makan malam. Kini, sudah hampir dua minggu pembagian makan siap santap itu dilaksanakan.
Ibu Vivi, seorang ketua RT di Kelurahan 14 Ilir Kecamatan Ilir Timur I Palembang menyambut baik apa yang telah dilakukan GH Corner. “Pihak GH Corner telah melakukan langkah kreatif sekaligus menghimpun kepedulain mereka-mereka yang ikhlas berbagi utnuk orang banyak. Dan, mereka juga berkoordinasi dengan pihak RT.
Apa yang dilakukan dengan porsi siap santap ini, tentu tidak lah serta merta menyelesaikan kebutuhan semua warga Palembang akan konsumsi di era pandemi yang berdampak terhadap kehidupan orang banyak.
“Tetapi, paling tidak, ini memberikan gambaran, bahwa di masa pandemi, saat semua orang terdampak, ternyata masih ada yang peduli dan mau berbagi bersama,” ujar Hermanto, seorang tokoh masyarakat.
Almarhum Akidi maupun pemilik GH Corner tentu hanya segelintir sosok yang menjadi pedoman dan anutan di tengah masyarakat. (nasir)