DI DUNIA yang penuh drama, dari cinta yang kandas di warung kopi sampai mi instan yang gagal matang karena listrik mati hadirlah satu sosok kecil, sederhana, dan kadang suka ngilang entah ke mana korek api gas kecil warna merah. Benda mungil yang sering disalahkan saat api tak nyala, padahal yang salah jemari kurang tenaga. Korek ini ibarat mantan yang setia kecil, selalu ada di saku, tapi kadang bikin kaget pas dicari nggak ada.
Ukurannya sejumput, warnanya merah menyala seperti pipi yang malu-malu waktu pertama kali nembak gebetan. Tapi jangan remehkan, dari tubuh mungil itu bisa keluar lidah api yang lebih jujur daripada omongan dosen waktu bilang “ujian ini mudah kok”. Api kecil yang bisa membakar rokok, menghidupkan lilin ulang tahun, bahkan membuka jalan hidup anak kos saat ingin merebus air tapi rice cooker-nya mogok.
Fungsinya jelas menyalakan harapan dan mie rebus, tugasnya mulia, manfaatnya tak terhingga. Korek ini ibarat teman yang nggak banyak omong tapi selalu ada waktu dibutuhkan. Dia ada saat cowok patah hati duduk di trotoar sambil ngerokok sendirian, juga saat ibu-ibu panik karena api kompor mati pas goreng tempe buat anaknya yang lagi lapar. Korek gas ini hadir seperti pahlawan tanpa jubah, yang hanya bersenjatakan klik kecil dan sumbu api penuh tekad.
Saat jemari menekan tuas kecil di kepala korek itu, di situlah sebuah filosofi hidup menyala. Api yang muncul bukan sekadar nyala, tapi simbol semangat. Klik!, dan lidah api menari, seperti bilang “ayo hidup lagi, Bro! Jangan kalah sama nasib!”. Korek gas kecil warna merah ini, bisa dibilang kayak quote motivasi versi portable. Di zaman yang semua serba digital, dia tetap analog, tetap setia, dan tak pernah buffering.
Bukankah hidup juga begitu? Kadang, kita cuma butuh satu percikan kecil buat nyala lagi. Entah itu dari doa ibu, gajian masuk, atau korek gas yang berhasil nyulut api di tengah mati lampu. Pepatah lama bilang, “besar pasak daripada tiang”, tapi korek ini membuktikan kalau kecil tubuhnya, besar jasanya.
Jadi, kalau kamu ketemu korek api gas kecil warna merah, jangan diremehkan. Dia bukan sekadar alat buat nyalain rokok atau lilin, tapi juga simbol kehidupan, simbol harapan, dan pengingat bahwa api kecil bisa jadi awal dari semangat besar.
Ingat, hidup itu ibarat korek gas kalau nggak dikorek, ya nggak nyala. Tapi kalau terlalu sering dikorek dan nggak dijaga, bisa meledak juga.
Jadi, bijaklah dalam meng-korek, dan hormatilah si merah kecil ini. Karena di balik klik-nya, tersembunyi filosofi “kalau hidupmu lagi redup, mungkin kamu cuma butuh satu api kecil… atau satu korek gas merah yang nggak dicari-cari dulu.”[***]