BANK Indonesia (BI) memprakirakan pada 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,5-5,3 persen, sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7-5,5 persen dan ini berarti pertumbuhan mulai membaik.
Meski demikian, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan tetap berlangsung seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (23/4/2022).
Hingga triwulan I 2022, lanjut Perry, perbaikan ekonomi terus berlanjut didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor sejalan dengan mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi yang membaik.
Sejumlah indikator dini pada Maret 2022, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur mengindikasikan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi domestik.
Perry menambahkan, pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.
Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang terutama oleh akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa dan Balinusra, disertai tetap baiknya kinerja ekonomi Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Sumatera, dan Kalimantan.
Ke depan, lanjut Perry, perbaikan kinerja ekonomi akan dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan dunia akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.
Perbaikan permintaan domestik ke depan juga akan terpengaruh baik karena tertahannya volume ekspor maupun kenaikan harga energi dan pangan global.InfoPublik (***)