Ekonomi

DJP & Pemkot Palembang, Ketika Urusan Pajak Butuh ‘Koneksi Lancar’ Biar Nggak Lemot

ist

SEANDAINYA urusan pajak itu bisa ngomong, mungkin dia udah ngeluh sambil ngelap keringat “Aku ini bukan mantan, tapi kok ditagih terus kapan setor?”, tapi tenang, sekarang Pemerintah Kota Palembang dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akhirnya sepakat buat nyamain frekuensi, bukan frekuensi radio, tapi frekuensi kerja sama biar urusan pajak nggak lagi ngadat kayak printer kehabisan tinta.

Yup, keduanya baru aja tanda tangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) buat nguatkan sinergi antara pajak daerah dan pajak pusat. Jadi ceritanya, selama ini mereka tuh kayak dua orang sahabat lama yang sering salah paham gara-gara sinyal komunikasi “hilang timbul”. Kadang DJP minta data pajak ke Pemkot, responsnya delay, kadang Pemkot minta ke DJP, malah kena pending. Pokoknya kayak chattingan WhatsApp pas sinyal cuma satu bar.

Sekda Palembang, Pak Aprizal Hasyim, ngaku kalau kerja sama ini ibarat upgrade jaringan ke “4G pajak”. “Selama ini mungkin ada kendala ya, soal pertukaran data pajak, dengan PKS ini, Insya Allah ke depan kita saling bantu, saling bahu-membahu,” ujarnya. Bahasa halus dari “ayo, jangan saling lempar tanggung jawab lagi ya bro!”.

Nah, biar makin mantap, DJP juga bakal bantu ngembangin kapasitas pegawai Pemkot Palembang. Menurut Ega Fitrinawati, Kabid Humas Kanwil DJP Sumsel Babel, bakal ada pelatihan dan pendampingan, terutama di bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Alias, bukan cuma urusan bayar pajak tanah, tapi juga nggali potensi tanah pajak, biar makin subur hasilnya.

Ibarat petani, Pemkot Palembang lagi belajar cara nanam dan panen, pajak biar hasilnya maksimal, karena ya, PBB ini salah satu tanaman unggulan buat Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kalau dirawat dengan teknik yang benar, bisa jadi sumber duit yang terus berbuah setiap tahun. Tapi kalau asal-asalan, ya hasilnya bisa kering sebelum panen.

Kerja sama ini juga jadi bukti kalau dua lembaga besar bisa kompak kalau tujuannya sama bikin Palembang makin sejahtera lewat pajak yang optimal, karena pada akhirnya, pajak bukan cuma urusan angka-angka, tapi juga urusan hati-hati yang rela berbagi demi pembangunan.

Dan kalau semua pihak udah sepakat buat jalan bareng, pertukaran data lancar, dan aparatur makin jago, maka mimpi Palembang buat punya PAD yang gemuk bukan lagi sekadar wacana.

Seperti kata pepatah “Sepandai-pandainya data bersembunyi, akhirnya akan terdeteksi juga oleh pajak”

Kalau DJP dan Pemkot udah bersatu, jangan heran kalau penerimaan pajak nanti makin naik daun, soalnya, kerja sama yang solid itu kayak sinyal yang kuat, kalau koneksinya lancar, urusan pajak pun nggak bakal lemot lagi!.[***]

Terpopuler

To Top