PERTUMBUHAN investasi di luar Jawa saat ini cukup stabil dan terus mengalami peningkatan secara signifikan bila dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada periode triwulan I-2022 realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp133,7 triliun dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp148,7 triliun.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2021, terjadi kenaikan investasi di Jawa sebesar 26,9% dan peningkatan investasi di luar Jawa sebesar 30,0%. Pertumbuhan investasi di luar Jawa terlihat dengan masuknya Provinsi Riau dan Sulawesi Tengah ke dalam lima besar lokasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan I-2022.
Tiga provinsi luar Jawa dengan realisasi investasi PMA terbesar, yaitu Sulawesi Tengah yang menempati peringkat pertama dengan persentase sebesar 12,9% diikuti dengan Riau 9,9% dan Maluku Utara sebesar 7,3%.
“Saya diperintah Presiden untuk mewujudkan investasi yang inklusif dan berkualitas yaitu adanya keseimbangan realisasi investasi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, peningkatan nilai tambah sumber daya alam dan mineral, serta tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru di daerah. Untuk itu, seluruh unit di Kementerian Investasi/ BKPM dengan upaya out of the box melakukan langkah-langkah dalam rangka pencapaian investasi inklusif,” jelas Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia.
Pada 27 April 2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasi data capaian realisasi investasi pada triwulan I (periode Januari–Maret) untuk 2022. Realisasi investasi pada triwulan I yakni sebesar Rp282,4 triliun, lebih tinggi 28,5% dibandingkan periode yang sama pada 2021. Capaian triwulan I-2022 juga meningkat 16,9% dibandingkan triwulan IV-2021. Capaian triwulan I-2022 berkontribusi sebesar 23,5% dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp1.200 triliun.
Dalam dua triwulan terakhir, Amerika Serikat masuk ke dalam lima besar negara asal PMA yang membuktikan adanya diversifikasi sumber negara asal yang tidak hanya terfokus pada wilayah Asia Timur. Lima besar negara asal PMA adalah Singapura (USD3,6 miliar, 34,8%); Hongkong, RRT (USD1,5 miliar, 15,0%); RR Tiongkok (USD1,4 miliar, 13,2%); Jepang (USD0,8 miliar, 8,0%); dan Amerika Serikat (USD0,6 miliar, 6,1%).
“Dengan peningkatan persentase capaian realisasi investasi triwulan I-2022 meningkat menjadi dua digit dibanding triwulan I-2021, hal ini menunjukkan keyakinan investor dalam dan luar negeri semakin meningkat terhadap kebijakan pemerintah, khususnya di bidang investasi,” kata Bahlil Lahadalia.
Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal, pertumbuhan investasi PMDN pada triwulan I-2022 meningkat sebesar 25,1%, dari Rp108,0 triliun di triwulan I-2021 menjadi Rp135,2 triliun. Investasi sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menjadi sektor penunjang terbesar realisasi investasi PMDN. Sedangkan investasi PMA pada triwulan I- 2022 meningkat 31,8% dibanding triwulan I-2021 dari Rp111,7 triliun menjadi Rp147,2 triliun.
Lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan sektor usaha adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp27,0 triliun); pertambangan (Rp18,4 triliun); perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp17,5 triliun); tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan (Rp10,1 triliun); serta industri makanan (Rp9,7 triliun). Apabila seluruh sektor industri digabung, terlihat sektor industri memberikan kontribusi sebesar Rp25,6 triliun atau 18,9% dari total PMDN.
Berdasarkan lokasi proyek, lima besar realisasi investasi PMDN adalah DKI Jakarta (Rp22,9 triliun); Jawa Barat (Rp21,2 triliun); Jawa Timur (Rp15,4 triliun); Kalimantan Timur (Rp10,2 triliun); serta Riau (Rp9,1 triliun).
Sementara itu, realisasi PMA terbesar untuk periode Januari–Maret 2022 disumbang oleh sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Peningkatan realisasi investasi PMA yang terutama terjadi pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, membuktikan kebijakan Presiden Joko Widodo yakni melarang ekspor bahan mentah telah berhasil mendorong terjadinya hilirisasi investasi di Indonesia, khususnya industri pengolahan nikel serta industri besi dan baja.
Lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (USD2,6 miliar); pertambangan (USD1,2 miliar); listrik, gas, dan air (USD1,0 miliar); transportasi, gudang, dan telekomunikasi (USD0,9 miliar); serta industri kimia, dan farmasi (USD0,8 miliar). Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat sektor industri memberikan kontribusi terbesar yakni sebesar USD5,4 miliar atau 52,9% dari total PMA.
Jika ditinjau berdasarkan lokasi proyek, lima besar realisasi investasi PMA adalah: Sulawesi Tengah (USD1,3 miliar); Jawa Barat (USD1,3 miliar); DKI Jakarta (USD1,2 miliar); Riau (USD1,0 miliar); dan Maluku Utara (USD0,7 miliar).
Berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi (PMDN & PMA) adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp39,7 triliun, 14,0%); transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp39,5 triliun, 14,0%); pertambangan (Rp35,2 triliun, 12,5%); perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp24,9 triliun, 8,8%); serta listrik, gas, dan air (Rp23,1 triliun, 8,2 %). Sektor industri pengolahan masih memegang peranan sangat penting dalam peningkatan realisasi investasi dan tetap menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.
Kementerian Investasi/BKPM juga mencatat, lima besar realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek adalah DKI Jakarta (Rp40,4 triliun, 14,3%); Jawa Barat (Rp39,5 triliun, 14,0%); Riau (Rp23,7 triliun, 8,4%); Jawa Timur (Rp23,6 triliun, 8,4%); dan Sulawesi Tengah (Rp20,0 triliun, 7,1%).
Selain itu terjadi pula kenaikan realisasi investasi PMDN pada periode triwulan I-2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 25,1%, yaitu dari nilai realisasi investasi Rp108,0 triliun menjadi Rp135,2 triliun. Sedangkan realisasi investasi PMA pada periode triwulan I-2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 mengalami peningkatan sebesar 31,8%, yaitu dari nilai realisasi investasi Rp111,7 triliun menjadi Rp147,2 triliun.
Sedangkan realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan I-2022 mencapai 319.013 orang yang berasal dari proyek PMDN sebanyak 190.728 orang dan proyek PMA sebanyak 128.285 orang.Indonesia.go.id (***)