MANAJEMEN Bank Sumsel Babel sebulan yang lalu berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung [Babel]. Dalam kunjungan tersebut, tak lain guna menggenjot sosialisasi QRIS [ Quick Response Code Indonesian Standart/ (QRIS)] sebagai alat transaksi pembayaran saat berbelanja, selain itu ikut membantu pemerintah daerah di Kepulauan Bangka Belitung dalam mendorong dan memulihan ekonomi daerah.
Target utama pengguna QRIS sendiri, selain nasabah yang berasal dari Pemda, juga nasabah konvensional yang bergerak disektor industri mikro kecil dan menengah. Apalagi, Pemda di Provinsi Kepuluan Babel, merupakan bagian dari pemegang saham bank plat merah yang berkantor pusat di Kota Palembang, Prov. Sumsel.
Saat pandemi, yang entah kapan berakhir ini, memang sangat dirasakan dampaknya, termasuk juga sektor industri perbankan. Namun perseroan tak tinggal dia, salah satu upaya untuk mendongkrak kinerja bank, yakni mengikuti perkembangan teknologi, seperti meluncurkan QRIS, sebagai alat mempermudah nasabah bertransaksi.
Saat QRIS mulai dikenalkan di Ballroom Soll Marina Hotel, Bangka, Prov.Kepulauan Babel, aplikasi ini mendapat sambutan positif dari beberapa kalangan, baik petinggi pemda setempat, maupun nasabah, serta pelaku UMKM.
Protokol kesehatan [protokes] pun sebagai bagian membiasakan diri di masa pandemi, tetap dipatuhi dan terus diingatkan, seperti para undangan yang masuk wajib mencuci tangan, diperiksa suhu tubuh, menjaga jarak serta menggunakan masker.
Transaksi menggunakan teknologi, yang dikenalkan Bank Sumsel Babel kepada nasabahnya, patut diapresiasi, pasalnya dengan cara ini, tanpa disadari BSB juga telah membantu program pemerintah dalam memulihkan perekonomian, Selain itu mempermudah Gugus Tugas dalam menekan angka penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.
Dengan QRIS juga setidak mengajak nasabahnya sedikit demi sediki untuk merubah kebiasaan lama, yang dulunya bertransaksi secara tradisional [datang langsung ke kantor cabang], kini mulai menggunakan QRIS.
Direktur Utama Bank SumselBabel, Ahmad Syamsudin belum lama mengakui dirinya pernah terpapar Covid-19, bahkan pernah isolasi mandiri bersama istrinya saat pulang dari Jakarta.
Oleh sebab itu, dengan pengalaman itu, dia mengajak bukan, saja kepada nasabahnya, namun juga seluruh karyawan untuk mematahi protokes.
Bahkan di interen, sebutnya manajemen juga membuat suatu kebijakan, dengan sistem kerja Work From Home /WFH diseluruh Kantor Cabang, unit maupun kantor pusat. Artinya dengan cara tersebut ada pembagian jadwal para karyawan bekerja,
Meski demikian, nasabah tetap dapat bertransaksi secara nyaman, aman cukup di rumah saja melalui QRIS.“Saat ini [Pandemi] Lembaga perbankan selalu dituntut dapat memberikan kemudahan dalam bertransaksi bagi para nasabahnya,”tuturnya.
Perbankan saat ini untuk dapat bertransformasi menjadikan layanannya lebih simpel, cepat, akurat dan efisien, dengan tetap mengutamakan keamanan bagi nasabahnya.
Peduli
Diharapkan lanjut Dirut, penggunaan layanan QRIS selain ikut mensukseskan program Cashless Sociate juga dapat turut membantu menekan penyebaran COVID-19.
Perseroan juga, tambah dia secara umum mencatat hingga September ini, telah menerbitkan 1.649 QRIS. “Aplikasi QRIS dinilai sangat baik, penetrasi merchant QRIS maupun pengguna QRIS melalui layanan Bank Sumsel Babel Mobile Banking terdapat peningkatan yang signifikan,” tuturnya.
Artinya, jika 1.649 QRIS melakukan transaksi, sudah 1.649 terhindar dari Covid. Apalagi tak cuma nasabah dilingkungan Pemda yang didorong, QRIS juga disosialisasikan kepada seluruh UMKM, perkebunan, nelayan dan pertanian.
Keuntungannya juga, sebutnya penggunaan QRIS sangat bersifat cashless, QRIS dapat ditransaksikan dari berbagai aplikasi berbasiskan mobile baik yang dikelola oleh lembaga perbankan maupun non perbankan, karena sifatnya universal dan terintegrasi. Terhadap nasabah tidak dibebani biaya apapun.
MDR (Merchant Discount Rate) yang dibebankan kepada Merchant QRIS berdasarkan Rapat Dewan Gubernur BI tanggal 30 Julli 2019 terhitung paling rendah yaitu 0,7% untuk merchant reguler, sedangkan untuk merchant khusus kategori pendidikan 0,6%, Merchant SPBU 0,4% dan 0% untuk kategori G2P,P2G serta donasi, sedangkan MDR NPG ditetapkan sebesar 1% dan MDR untuk jaringan global (VISA/Master) dikenakan minimal 1,5%.
Berdasarkan kebijakan BI dalam rangka mendorong penggunaan transaksi Non Tunai saat Pandemi COVID-19 salah satu diantara yaitu terhitung tanggal 1 April 2020 sampai dengan 30 September 2020 transaksi QRIS untuk pedagang kategori Usaha Mikro MDR nya 0%.
Kebiasaan baru ini, diharapkan menjadi budaya yang melekat terus di nasabah, terlebih QRIS juga bakal berinovasi menyediakan Platform-platform Digital, seperti belanja dan menjual hasil produk UMKM. Hal ini tentunya menjadi peluang dalam pandemi bagi sektor tersebut.
“Ini salah satu bentuk kepedulian Bank Sumsel Babel untuk memajukan dan memulihkan ekonomi daerah, serta ikut berperan dalam menekan angka covid di seluruh wilayah pemasarannya di HUT ke -63 Bank SumselBebel,”jelasnya.
Gubernur Prov. Kepulauan Bangka Belitung, Bapak H. Erzaldi Rosman Djohan dan segenap Bupati/Walikota se Kepulauan Bangka Belitung dan perwakilan Forkopimda Prov. Kep. Babel sangat mengapresiasi langkah BSB, dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Babel terkait bahaya pandemic.[***]
Irwan Wahyudi