Kaitan antara penduduk dan lingkungan sudah merupakan hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Sebab, keduanya adalah bagian yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Penduduk adalah subjek maupun objek yang ada dalam suatu lingkungan. Sebagai subjek, penduduk adalah aktor yang akan membentuk lingkungan menjadi seperti apa. Misal lingkungan dijadikan untuk lahan pertanian, perkebunan, permukiman, perkotaan, pedesaan, wisata, dan lain sebagainya.
Penduduklah yang membentuknya dan memprakarsainya. Sementara itu, sebagai objek, penduduk akan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tinggal. Misal, seseorang yang tinggal di daerah pantai, ia akan bekerja sebagai nelayan atau petani kopra. Orang yang tinggal di daerah dataran tinggi, seperti daerah perbukitan akan bermata pencaharian sebagai pekebun kopi atau teh.
Secara praktis, antara penduduk dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik atau dalam istilah ilmu geografi dikenal sebagai konsep interaksi dan interdependensi. Ada unsur interaksi antara penduduk dan alam serta ada pula saling ketergantungan. Penduduk memerlukan lingkungan dan lingkungan memerlukan penduduk.
Keterpaduan antara penduduk dan lingkungan inilah yang pada akhirnya akan membentuk suatu ekosistem. Ekosistem yang baik, didalamnya akan terdapat keserasian antara penduduk dan lingkungan. Maknanya, penduduk diharuskan mampu mengelola dan memanfaatkan lingkungan secara bijak dan bertanggung jawab.
Akan tetapi, ketakutan akan kerusakan lingkungan tetap saja tidak dapat dihilangkan begitu saja. Apalagi melihat pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Saat ini lebih kurang terdapat 7.8 miliar penduduk di dunia, Indonesia sendiri menjadi kelompok lima besar penyumbang jumlah penduduk terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan pesat menjadi perhatian serius masyarakat global, itulah mengapa pada setiap 11 Juli diperingati sebagai ‘Hari Populasi Sedunia’. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah supaya semua negara di dunia semakin meningkatkan kepeduliannya terhadap isu populasi global.
Sejak abad ke-17, seorang sarjana Inggris yang berpengaruh pada bidang ekonomi dan demografi, yaitu Thomas Robert Malthus (1766-1834), telah mengutarakan ketakutan yang akan disebabkan oleh pertumbuhan penduduk (Teori Kependudukan Malthus).
Malthus berpendapat bahwa ‘perkembangan penduduk seperti deret ukur, dan perkembangan pangan seperti deret hitung’. Maknanya pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan pangan. Maka dari itu, Malthus meramalkan jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka akan terjadi ‘kekacauan’.
Penduduk semakin padat, lahan semakin sempit, produksi pangan menipis, yang pada akhirnya menciptakan konflik sosial dan lingkungan di masyarakat. Oleh karena itu, untuk menjaga keserasian antara penduduk dan lingkungan diperlukan pendekatan yang komprehensif, tak dapat berjalan sendiri-sendiri.
Pengekangan Prefentif
Pengekangan Prefentif merupakan upaya yang dilakukan terkait rekayasa kelahiran (fertilitas). Saat ini kita mengenal adanya program KB, ini adalah salah satu bentuk pengekangan prefentif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan peristiwa kelahiran pada setiap pasangan suami istri.
Selain itu, Matlhus juga menganjurkan untuk melakukan pengendalian diri (terkait nafsu seksual). Bentuknya seperti upaya penundaan perkawinan, mengatur jarak kelahiran, dan lain sebagainya. Upaya ini dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga tidak terlalu cepat dan menjadi ‘ledakan penduduk’.
Pemberdayaan
Penduduk akan merasa memiliki dan peduli jika mereka dilibatkan dalam suatu kegiatan. Misal, dalam pengelolaan lahan gambut, pemerintah tidak dapat hanya menurunkan tim ahli atau pihak dari luar lingkungan terdekat untuk mengurusi permasalahan lahan gambut.
Sebab, hal itu justru akan memancing kecumburuan sosial di tengah masyarakat. Oleh karena itu, melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor dalam pengelolaan lahan gambut juga merupakan hal penting yang harus dilakukan. Sebab, walau bagaimanapun, penduduk yang tinggal terdekat dengan lokasi itulah yang paling tau dan paham mengenai perkembangan dan keadaan lingkungan disekitarnya.
Ketegasan dan Keberlanjutan
Menjaga lingkungan tidak dapat hanya dilakukan dengan himbauan, namun sangat perlu ketegasan dan keberlanjutan. Pemerintah harus membuat aturan yang jelas terhadap pengelolaan lingkungan, mana yang boleh dan tidak harus benar-benar ditegaskan. Setelah itu tentunya reward dan punishment juga sangat perlu dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan sanksi atas usaha yang dilakukan.
Aturan yang telah dibuat, reward dan punishment yang telah ditentukan selanjutnya harus diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan, jangan hanya bersifat temporal. Maka dari itu perlu disusun program kerja yang benar-benar matang dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Akhir kata semoga isu tentang kependudukan dan lingkungan dapat menjadi perhatian bukan hanya dikalangan akademisi namun juga masyarakat pada umumnya, khususnya pemerintah Republik Indonesia. Kami rindu pada masa di mana isu penduduk dan lingkungan menjadi perhatian utama pemerintah pusat, di mana kala itu 1994, ia menjadi bagian dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kependudukan. Sebab, baik tidaknya lingkungan kita saat ini akan menjadi warisan untuk generasi muda Indonesia ke depan.
Dr. Armansyah, M.Si
Kaprodi S-1 Sains Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas PGRI Palembang
m
REFERENSI
Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
Sudarsono, Agus. 1983. Pertumbuhan Penduduk dan Masalah Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP Yogyakarta. http://staffnew.uny.ac.id/upload/130891326/lainlain/PERTUMBUHAN+PENDUDUK+DAN+MASALAH+LINGKUNGAN+HIDUP. pdf Diakses 15 Agustus 2021, Pukul 19:46 Wib.
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/hari-populasi-sedunia-ledakan-penduduk-dan-degradasi-lingkungan Diakses 15 Agustus 2021, Pukul 20:11 Wib.
https://environment-indonesia.com/prof-dr-emil-salim-the-leader-for-the-living-planet-award/ Diakses 15 Agustus 2021, Pukul 20:48 Wib.
https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/30/113751971/5-negara-dengan-populasi-terbanyak-di-dunia-indonesia-nomor-berapa?page=all Diakses 15 Agustus 2021, Pukul 21:08 Wib.