Catatan-Kaki Bukit

Membentuk Komunitas Remaja yang Spritualis

ist

DALAM kehidupan bermasyarakat tentunya tak lepas dari komunitas yang terbentuk didalamnya. Komunitas menurut Sarason, merupakan jaringan hubungan yang tersedia dan saling mendukung dimana seseorang dapat bergantung.

Komunitas menunjuk pada sekumpulan orang yang minimal dekat secara geografis. Secara psikologi, komunitas fokus pada kognisi, emosi, motivasi, dan perkembangan individu serta proses yang berhubungan. Psikologi komunitas berupaya untuk memahami dan meningkatkan kualitas hidup individu, komunitas, dan masyarakat. Arus globalisasi sudah mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke 20 yang ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat yang saat ini kita sebut era millenial.

Era milenial ditandai dengan mudahnya masyarakat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang begitu pesat. Kondisi ini bukan hanya memberikan kontribusi positiv bagi sebuah bangsa tertentu, tetapi secara sekaligus memberikan dampak (residu). Suatu komunitas masyarakat hendaknya memiliki suatu program atau suatu kegiatan demi kemajuan bersama, selain itu adanya suatu kegiatan dalam komunitas juga mampu mengeratkan relasi satu sama lain antar anggota individu didalamnya.

Sebagaimana komunitas Islam yang ada di tengah-tengah masyarakat (kaum muslim), maka keberadaan IRMA (Ikatan Remaja Masjid An-Nur) di tengah-tengah masyarakat mempunyai peranan tersendiri didalam memperbaiki religiusitas remaja. Komunitas Irma yang berada di Kecamatan Kertapati merupakan bagian dari generasi muda Indonesia dan generasi Islam.

Niat suci tersebut kemudian terikat dalam wadah perjuangan yang terorganisir dengan senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup. Masa remaja ini merupakan masa peralihan dari masa belum dibebani kewajiban agama kepada masa memikul tugas menjalankan perintah agama.

Kesadaran dalam beragama ini diperoleh dari pendidikan Islam, salah satunya dengan mengikuti suatu organisasi remaja yang bersifat keagamaan. Sebab sikap seorang remaja terhadap agama biasanya sangat dipengaruhi oleh keyakinan agama seseorang yang diperoleh di rumah melalui orangtua dan gurunya di sekolah, maupun di lingkungan mereka.

Ikatan Remaja Masjid An-Nur (IRMA) merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga memiliki peranan penting dalam menyebarkan syiar Islam ke tengah-tengah masyarakat disekitarnya dengan program pembinaan yang berpusat di Masjid.

An-Nur dan fungsi remaja masjid akan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Jika para aktivis remaja masjid memiliki kesungguhan dan keahlian dalam mengelola organisasi tersebut.

Khususnya saat bulan suci Ramadhan ini. Dengan harapan semoga kegiatan positif meningkat lebih tinggi ketika bulan Ramadan tiba serta sebaliknya, kegiatan negatif cenderung menurun. Aktivitas puasa ini membuat bulan Ramadan pun menjadi bulan dengan nuansa yang sangat berbeda.

Bulan Ramadan merupakan bulan ibadah, dalam keyakinan seorang muslim, ibadah pada bulan Ramadan menjanjikan banyak pahala dari Allah SWT.

Untuk mengisi dan memuliakan bulan suci Ramadhan, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh komunitas Irma di Kertapati, Palembang demi meningkatkan kegiatan mereka agar lebih bermanfaat, seperti:

  1. Para remaja biasanya membaca Al-Qur’an. Tadarus Al-Quran memiliki banyak keutamaan. Keutamaan yang langsung dirasakan adalah mendapat ilmu bahkan saling berbagi ilmu. Tadarus juga mampu mempererat tali persaudaraan dengan saling bertemu dalam bingkai keagamaan dan keilmuan.
  2. Mengadakan kegiatan murajaah bersama untuk meningkatkan hafalan Al-Quran yang dimiliki. Metode muraja’ah merupakan suatu cara mengulang kembali hafalan yang sudah pernah dihafalkan untuk agar tidak lupa dan salah. Maka disinilah perlunya muraja’ah dalam menjaga hafalan Al-Qur’an. setiap orang yang menghafal Al-Qur’an sebenarnya tahu betul bahwa jika tidak memuraja’ah secara terus-menerus maka hafalannya akan hilang.

Namun, seiring berjalannya waktu dengan perkembangan kemajuan teknologi semakin pesat tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan organisasi Remaja Islam Masjid mulai menurun kiprahnya di masyarakat. Ini terjadi hampir seluruh wilayah Indonesia tidak hanya di kota-kota besar bahkan di perdesaan sekalipun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ketua Dewan Masjid Indonesia H.R. Maulany yang mengatakan bahwa: “Dewasa ini peran remaja memakmurkan masjid dirasa terus menurun. Bahkan, tidak sedikit organisasi Remaja Islam Masjid yang mengalami mati suri.” Fungsi masjid sebagai pusat peradaban tak lagi disentuh oleh para remaja Islam, jiwa-jiwa muda seakan menghilang dan lenyap ditelan bumi. Terlebih lagi di era millenial seperti sekarang ini, begitu besar tantangan menghadang.

Remaja masjid merupakan salah satu langkah dakwah Islam bagi lingkungan masyarakat secara umum dan bagi remaja itu sendiri pada khususnya dalam proses pendidikan Islam. Dimana menurut Ahmad Yani (2016) remaja masjid merupakan wadah utama dalam pengkaderan bidang kemasjidan terhadap generasi muda. Generasi millenial merupakan generasi remaja yang akan menjadi penerus untuk melanjutkan estafet perjuangan bangsa. Masa depan atau maju mundurnya suatu bangsa berada ditangan generasi muda. Dengan kata lain, apabila generasi mudanya baik maka suatu negara akan maju dan berkembang.

Sebaliknya, apabila generasi mudanya buruk maka negara akan mundur bahkan hancur. Untuk itu sebagai remaja khususnya umat muslim setidaknya mampu melakukan salah satu diantara dua saran kegiatan diatas, baik saat dalam bulan suci ramadhan mapun setelah bulan ramadhan berlalu.[***]

 

 

Penulis: Triana A. Mudzakir S.Psi
Mahasiswa Magister Psikologi
Universitas Negeri Yogyakarta

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com