SUMSELTERKINI.ID, Jakarta – Pasca libur panjang Idul Fitri 1439 H, perdagangan uang rupiah dibuka pada Kamis (21/6/2018) dalam kondisi melemah lagi. Rupiah tertekan di level 14.000 per US$. Meski demikian, Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih menanggapinya santai.
Menurutnya pelemahan uang garuda itu hal biasa karena dampak dari kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).
Bank Sentral AS telah menaikkan, FFR sebesar 25 basis poin menjadi 1,75% hingga 2,00% pada bulan Juni. Kenaikan ini pun menjadi yang kedua di 2018 dan ketujuh sejak akhir 2015.
“Karena kan bunga di sananya (Fed Fund Rate) bergerak naik, Jangan terlalu dirisaukan, nanti juga tenang lagi ” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, mengutip Okezone, Kamis (21/6/2018).
Melansir Bloomberg Dollar Index, Kamis (21/6/2018), Rupiah pada perdagangan spot exchange dibuka melemah 161 poin atau 1,16% ke level Rp14.093 per US$.
Pelemahan hingga 1% ini dinilai Darmin dampak dari libur panjang Lebaran. Di mana pergerakan tidak terpantau hingga saat pembukaan perdagangan Rupiah tedampak melemah hingga 1%.
“Nah, bahwa dia naik 1% (penguatan Dolar AS) bahwa itu memang agak lebih ditambah karena kita liburnya banyak. Oleh karena itu jangan itu dianggap sudah akhir cerita. Lusa juga berubah lagi,” pungkasnya.[okezone]