SUMSELTERKINI.CO.ID, JAKARTA – Pada sesi I perdagangan senin pagi [10/12/2018] uang garuda masih berada di kisaran Rp14.500 per US.
Rupiah pada perdagangan spot exchange ditutup menguat 34 poin atau 0,24% ke level Rp14.514 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.497 per USD – Rp14.524 per USD.
Sementara itu, YahooFinance mencatat Rupiah melemah 50 poin atau 0,34% ke Rp14.515 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.465 per USD – Rp14.520 per USD.
Sebelumnya,Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menyatakan, pergerakkan nilai tukar Rupiah dipengaruhi risk-off dan aksi flight to quality yang mewarnai pasar keuangan global. Setidaknya penutupan Rupiah hari ini membaik dari sebelumnya didorong intervensi Bank Sentral dalam bentuk transaksi DNDF (Non-Deliverable Forward).
Namun aktifnya Bank Indonesia intervensi dalam bentuk transaksi DNDF sepanjang sesi perdagangan, Rupiah berhasil di tutup di Rp14.465 (per USD),” jelas dia kepada Okezone.
Dia menjelaskan, risk off di pasar keuangan global terutama dipicu kekhawatiran pasar terhadap kembali meningkatnya tensi sengketa dagang antara AS dan China. Hal ini menyusul ditangkapnya CFO Huawei Techologies, Wanzhou Meng di Kanada yang akan diekstradisi ke AS.
Kekhawatiran pasar tersebut mendorong pelemahan indeks saham global, sementara yield UST berlanjut turun hingga ke 2.83%, jadi level terendah sejak September 2018. Hal ini karena meningkatnya ekspektasi pasar terhadap perlambatan ekonomi AS menyusul rilis data ekonomi AS yang melemah.
“Kurva imbal hasil (yield curve) di pasar oabligasi AS cenderung inverted, bahkan spread yield obligasi 2 dan 5 tahun sudah negatif,” kata dia.
Selain itu, risiko global juga dipengaruhi beberapa data ekonomi AS yang dirilis, mengindikasikan ekonomi AS tidak sesolid tiga bulan sebelumnya. Di mana penyerapan tenaga kerja di bawah ekspektasi, defisit perdagangan melebar menjadi yang terbesar dalam 10 tahun ini.[**]
Sumber : Okezone