BUMN

CATATAN KAKI : Ketika Pupuk Pusri Jadi Orang Ketiga [Cinta Segitiga Demi Ketahanan Pangan]

foto : ist

Sumselterkini.co.id, – Kalau ada yang bilang cinta sejati itu nggak mengenal waktu dan tempat, maka PT Pusri Palembang sudah membuktikannya dari zaman ponsel masih pakai antena.

Ibarat di dunia pertanian yang penuh lika-liku kayak sinetron kolosal jam 7 malam, Pusri bukan cuma sekadar perusahaan pupuk. Dia ini ibarat pasangan idaman, nggak cuma datang waktu butuh, tapi juga setia nemenin di saat bibit belum tumbuh, cuaca nggak bersahabat, bahkan saat hama datang kayak mantan yang belum move on.

Di tengah musim tanam yang kadang galau kayak playlist anak senja, dan cuaca yang labilnya ngalahin chat balasan “ok” doang. Pusri hadir seperti pelukan hangat di pagi buta.

Nggak cuma bawa pupuk bersubsidi, tapi juga logistik yang tertata rapi, program pendampingan yang bukan ala-ala seminar motivasi, melainkan real turun ke lapangan. Ini bukan cinta lewat janji manis, tapi cinta lewat aksi nyata, seperti jenis cinta yang ditabur dari harapan, dipupuk dengan kerja nyata, lalu dipanen bersama.

Karena di dunia pertanian, pupuk bukan sekadar zat kimia. Dia adalah bentuk kasih sayang dalam wujud butiran putih penuh harapan. Dan Pusri? Datangnya seperti emak-emak yang tahu anaknya belum makan nggak banyak omong, tapi selalu siap sedia.

Bukti nyatanya? Lihat saja saat Panen Raya serentak yang digelar di 14 provinsi bersama Presiden Prabowo Subianto di Sumatera Selatan, belum lama ini, khususnya di Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, panen raya bukan cuma perayaan hasil tani, tapi juga momen haru biru. Tanah yang dulunya sepi sekarang rame kayak pasar subuh. Petani sumringah, sawah berseri, dan yang paling penting panen melimpah.

Di tengah gegap gempita panen, hadir Pak Saifullah Lasindrang, Direktur Keuangan & Umum PT Pusri. Beliau ini bukan datang buat numpang selfie terus balik ke kantor ber-AC.

Enggak, bro !. Beliau hadir buat bilang langsung.  “Tenang, kami di sini buat bantu. Kami bukan ghosting kayak gebetan waktu kamu ngajak nikah.” Gitu kira-kira bahasa sederhananya.

Dan emang bukan kaleng-kaleng. Stok pupuk bersubsidi di Sumsel itu disiapin sampe 200% dari ketentuan minimum. Ibarat kamu mau camping semalam, tapi bawa mi instan cukup buat sebulan.

Gak tanggung-tanggung. Ada 10 gudang Lini 3 yang siaga, 42 distributor, dan 559 kios pupuk lengkap. Jadi kalau ada yang bilang petani susah pupuk, bisa jadi dia belum kenalan sama yang namanya Pusri.

Cinta sejati

Cinta sejati itu bukan yang datang saat panen doang. Tapi yang nemenin dari saat benih ditanam, lahan digarap, sampai bulir padi menguning dan siap dipetik. Dan Pusri, dalam hal ini, sudah kayak pasangan ideal selalu ada, nggak neko-neko, dan rajin ngasih edukasi.

Mereka ngajarin soal pemupukan berimbang, cara tanam yang baik, bahkan manajemen lahan. Karena buat Pusri, petani itu bukan sekadar pengguna produk. Tapi mitra sejati. Teman satu perjuangan. Kalo Pusri orang, mungkin dia tipe sahabat yang mau denger curhat kamu sambil nyeduhin kopi dan ngeluarin solusi, bukan sekadar bilang “sabar ya”.

Panen Raya ini bukan cuma jadi panggung seremoni, tapi ajang memperkuat sinergi. Antara pemerintah, BUMN, dan para pelaku pertanian yang sama-sama ingin negeri ini nggak cuma kenyang, tapi juga mandiri pangan. Soalnya, kalo nasi di piring kita harus impor terus, itu sama kayak tiap hari makan di luar padahal dapur sendiri bisa masak enak.

Negara yang kuat itu bukan cuma yang punya rudal, tapi yang bisa panen sendiri. Dan itu butuh dukungan nyata dari tanah yang sehat, petani yang semangat, dan tentu saja pupuk yang datang tepat waktu. Karena kalau pupuk telat, padi bisa lemas. Kayak kamu ketinggalan sarapan tapi disuruh lari pagi.

Kisah antara petani, padi, dan Pusri ini adalah kisah cinta yang patut kita rawat. Karena bukan cuma tanah yang perlu disiram, tapi juga semangat. Ketika petani merasa dihargai, diberdayakan, dan ditemani, maka hasil pertanian akan melampaui angka ia jadi sumber kebahagiaan nasional. Pusri telah menunjukkan bahwa industri bisa punya hati, bisa menyentuh sawah tanpa menginjak, dan bisa mencintai negeri tanpa pamrih.

Jadi yuk, kita jaga semangat ini. Karena kalau Pusri terus ada, petani terus semangat, dan pemerintah terus mendukung, maka Indonesia nggak cuma swasembada pangan, tapi juga swasembada kebahagiaan, kayak bait ini Pupuk Pusri datang, bikin padi tersenyum, petani bahagia, cinta segitiga paling setia di Nusantara. Amin..[***]

[

 

 

Terpopuler

To Top