SEBANYAK 225 SPBU dari 4.468 SPBU di Sumbagsel yang ditargetkan pemerintah sudah menggunakan digitalisasi. PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melaporkan SPBU yang telah terdigitalisasi terdiri dari 29 SPBU di Bangka Belitung, 28 SPBU di Bengkulu, 33 SPBU di Jambi, 57 SPBU di Lampung, dan 78 SPBU di Sumatera Selatan. Sementara sisanya masih dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung.
Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk mengoptimalkan layanan kepada konsumen dengan memantau ketersediaan, penjualan BBM dan transaksi di SPBU dengan data yang _realtime_.
Konsep digitalisasi adalah dengan merekan seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, dimana dari setiap nozzle/selang pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.
Data tersebut nantinya dapat dipantau melalui sistem yang bisa diakses oleh pemerintah yang berkaitan dengan data dan pengawasan konsumsi BBM seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.
Region Manager Comrel & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami menyampaikan, digitalisasi juga akan memberikan kemudahan layanan kepada konsumen, dimana dapat memantau ketersediaan/ stok BBM di suatu SPBU, mengetahui data penjualan jenis BBM dan besaran transaksinya.
“Sistem ini terintegrasi secara nasional, sehingga Kantor Pusat dapat memonitor keseluruhan proses penyaluran BBM secara langsung melalui monitor/ integrated dashboard, terutama data penyaluran BBM bersubsidi dan penugasan,”ulasnya dalam keterangan resmi, Kamis [10/9/2020].
Diharapkan Pertamina dan pemerintah yang berwenang mengakses data tersebut dapat bersama-sama meningkatkan pengawasan penyaluran BBM termasuk BBM bersubsidi agar tepat sasaran sekaligus melakukan pendataan konsumsi.
Dengan program digitalisasi ini, Pertamina bisa langsung mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan bahan bakar, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU yang bersangkutan.
Digitalisasi juga mewujudkan _cashless payment_ antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen. “Tujuan utama sistem ini adalah pendataan secara menyeluruh,”sebutnya.
Sehingga, lanjut dia Pertamina dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen setianya secara maksimal, memastikan agar konsumen nenerima BBM sesuai dengan hak nya. Pertamina dapat memantau stok BBM di tanki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM.[***]
Ril/za