PRESTASI membanggakan terus diperoleh Subholding Upstream Pertamina, kali ini dari kegiatan CSR yang dilakukan sepanjang tahun 2021 dengan meraih 9 Proper Emas dengan 24 Proper Hijau, 5 Penghargaan Subroto Award, 9 Penghargaan Internasional, 22 Desa Predikat Proklim secara akumulatif dari KLHK, dan puluhan desa potensial Proklim.
“Mengimplementasikan kompetensi inti dalam program inovasi sosial menjadi kunci bagi kami dalam menjalankan program sosial dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan kegiatan CSR, terutama aspek Community Involvement & Development (CID) yang dilakukan di lingkungan Subholding Upstream, merupakan bagian dari penerapan komitmen perusahaan terhadap aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) yang juga berkontribusi terhadap mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” jelas Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream (22/02).
Lebih lanjut, Arya menambahkan, mengacu pada Sustainability Policy PT Pertamina (Persero) yang diterapkan di masing-masing subholding, pengelolaan kinerja lingkungan di Subholding Upstream juga dijalankan untuk mendukung tercapainya TPB/SDGs di pilar pembangunan lingkungan.
Lebih lanjut, kinerja sosial terus ditingkatkan untuk mendukung Tujuan SDGs dalam pilar pembangunan sosial khususnya pada Tujuan 1, 4 dan 5 serta Tujuan 8 dalam pilar pembangunan ekonomi. Yang terakhir, pada aspek governance atau tata kelola, terdapat 1 tujuan berkelanjutan pada pilar pembangunan hukum dan tata kelola.
Terdapat 9 Program inovasi sosial Proper Emas 2021 lingkungan Subholding Upstream Pertamina yang berhasil mendapatkan Anugerah PROPER Emas, antara lain Program Desa Cinta Bumi Tanggap Api PHE Jambi Merang, Pelita (Pendidikan Lingkungan untuk Anak) PEP Subang Field, Petani Maju 4.0 Pertamina Hulu Mahakam (PHM) BSP, Nelayanku Hebat PHM SPU, ‘Tante Siska’ (Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria) PEP Sanga Sanga Field, ‘Kubedistik’ (Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik) PEP Tarakan Field, Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru PHKT DOBU, Pertanian Agroekologi JOB Tomori, dan ‘Salin Swara’ (Sampah Keliling Swadaya Masyarakat) PT Badak NGL.
“Dengan keberagaman inovasi sosial yang dilaksanakan juga diharapkan dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan sosial setempat sehingga dapat menghasilkan dampak positif yang terukur dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” tambah Arya.
Subholding Upstream Pertamina menjalankan program berdasarkan pemetaan masalah dan kebutuhan multidimensi dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dengan identifikasi kegiatan yang melibatkan kolaborasi multi stakeholder.
“Hal yang paling utama adalah manfaat yang dihasilkan dari program lebih besar sehingga terbukti efektif dalam menyelesaikan masalah sosial,” jelas Arya.
Subholding Upstream Pertamina telah menghitung monetisasi dampak kebermanfaatan pelaksanaan program CID melalui pengukuran Social Return On Investment (SROI).
“Jika bicara pada kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat yang memiliki hasil berupa produk, maka kita jangan berhenti hanya pada inovasi awalnya saja. Tetapi kita harus lanjutkan untuk memastikan siapa pembelinya. Sehingga diharapkan seluruh kegiatan terus dapat berkelanjutan. Sehingga produk yang dihasilkan oleh masyarakat dapat terjual dengan baik, terserap pasar, dan bermanfaat bagi semua pihak,” pungkas Arya.[***]