SUMSELTERKINI.CO.ID, PALEMBANG – Direktur Program [KELOLA] Sendang Dangku Prof.Dr. Dhamayanti Buchori menjelaskan project ini merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara yang berperan ‘menjahit’ beberapa aspek dalam satu landskap.
Project ini diakuinya sangat inovatif, karena berusaha menunjukkan bagaimana pemerintah dengan privat sektor dan komunitas bersama-sama mengelola kawasan landskap dengan intervensi pada beberapa aspek pembangunan berkelanjutan.
“Project kerja kami di antaranya di dua kabupaten, yakni Muba dan Banyuasin. Dari 2,6 juta hektare kami bekerja fokus di 21 desa yang membentang dari taman berbak Sembilang ke Suaka Marga Satwa Dangku,”urainya saat melaporkan Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Hijau & Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion Prov. Sumsel (KOLEGA) progres kegiatan pengelolaan Kemitraan Lanskap Sembilang Dangku (KELOLA Sendang) kepada Gubernur Sumsel Herman Deru,di ruang tamu Gubernur, Senin (26/11/2018).
Menurutnya membangun model kemitraan bagaimana bisa konservasi hutan, mencegah Karhutla dan membangun bisnis yang sustainable, serta membangun komunitas dan meningkatkan kesejahteran masyarakat dan restorasi pada lahan yang perlu direstorasikan.
Keunikan lain project ini, kata Dhamayanti adalah tata kelolanya yang ada dalam pemerintahan.
Hingga saat ini diakui Dhamayanti cukup banyak yang telah dilakukan pihaknya. Capaian 4 Desa di antaranya Karang Agung, dimana beberapa warga sudah mendapatkan SK Perhutanan Sosial.
Kemudian bersama KLHK dan Sembilang melakukan penanganan perambahan, mendidik petani karet dan sawit yang ramah lingkungan.
“Ini pertama di dunia kita punya struktur yang jelas dan di support oleh Pemerintah. Untuk kendala sejauh ini tidak ada. Di awal saja kita masih kesulitan memanage proses sebesar ini, tapi itu sudah terlewati keberhasilan ini tak lepas dsri bimbingan pemimpin Sumsel yang visioner,” ucapnya.[**]
Penulis : One
