KETUA Umum Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) Ir Soetarto Alimoeso didampingi (Medco Agro Group) Yana Panigoro, mengatakan, penawaran kerjasama untuk membangun bank gabah di Sumsel dilatarbelakangi banyak hal.
Di antaranya Sumsel telah menjadi salah satu penghasil beras utama (surplus) ke empat nasional dan penyedia gabah/beras bagi daerah lain di Indonesia.
Kemudian perdagangan gabah ke daerah lain di luar provinsi tidak dibatasi, namun nilai tambah dari hasil industri gabah/beras kurang dinikmati petani dan masyarakat setempat.
Selain itu kata Soetarto selama ini sebagian hasil gabah basah petani dari sejumlah sentra padi di Sumsel banyak yang dibawa keluar daerah. Akibatnya penggilingan padi kecil dengan segala keterbatasannya tidak mampu/kesulitan menyerap gabah setempat. Sehingga banyak yang hanya sebagai penyedia jasa giling dan bahkan banyak yang mati suri.
Untuk itu kata Soetarto Bank Gabah di Sumsel ini perlu dibangun bersama yang akan berfungsi sebagai penyangga/penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil.
“Selama ini sebagian gabah dari Belitang wisata kemana-mana, Lampung, Banten, hingga Jabar. Akibatnya penggilingan padi yang kecil jadi mati suri karena tidak mampu bersaing modal. Makanya tim kami ingin berperan disini dan bank gabah Sumsel perlu dibangun agar berfungsi sebagi penyangga penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil. Tentunya bekerjasama dengan BUMD Agribisnis,” jelasnya, kemarin saat membahas Bank Gabah dengan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Dengan adanya Bank Gabah ini lanjut Soetarto diharapkan kesejahteraan petani meningkat, penggilingan padi yang “mati suri” bisa kembali hidup serta terjaganya stabilitas pangan beras dan pangan.
Dalam kesempatan itu, Soetarto tampak didampingi juga oleh Mitra Tani Agro Unggul Group Ir Benny A Kusbini, Polowijo Group Ir Adhie Widiharto. Sementara itu dalam rapat tersebut Gubernur Sumsel H.Herman Deru tampak didampingi Kepala Bappeda Sumsel DR Ir Firmansyah MSc, dan Kepala Dinas Pertanian Sumsel Ir. Antoni Alam MSi.[***]
Ril