BERDASARKAN Peta Mangrove Nasional tahun 2019 luas mangrove Indonesia kurang lebih 3,31 juta hektare, dimana seluas kurang lebih 2,67 juta hektare (81%) ekosistem mangrove dalam kundisi baik dan seluas 0,67 juta hektare (19%) dalam kondisi kritis.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwakili oleh Staf Khusus Menteri LHK Irjen Pol Drs. Jhonny Siahaan. S.H. M.H. mengatakan oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya.
Menurut Jhonny Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya lahan basah wilayah pesisir dan sistem penyangga kehidupan dan kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi.
“Perlu upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat,”ungkapnya saat memperingati Hari Mangrove Sedunia dan HUT ke 75 kemerdekaan RI, di Pelabuhan Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin, Senin (3/8/2020).
Ekosistem mangrove juga merupakan bagian integral dari pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu dengan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
“Perlu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor, instansi dan lembaga dalam pemeliharaan ekosistem mangrove,”lanjut dia.
Untuk Provinsi Sumatera Selatan, luas mangrove kurang lebih 158,734 hektare yang tersebar di Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering llr. Hari ini kita jaga mangrove untuk bumi kita,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala BPDAS Musi, Siswo S.Hut mengatakan hari ini mereka sudah menanam lebih dari 2020 batang mangrove seperti yang ditargetkan pemerintah pusat. Sebanyak 1900 batang mangrove sudah ditanam sebelum acara dan 100 batang lebih ditanam secara simbolik.
Menurutnya dari berhagai kajian akademik secara konsisten menunjukkan bahwa kehilangan mangrove terbesar di Indonesia dipicu oleh perluasan lahan tambak yang sangat masif. Selain itu juga disebabkan alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan, sarana infrastruktur, penebangan illegal, serta pencemaran limbah. [***]
One/ril