Sumselterkini.co.id, – Kalau ada yang bilang “rezeki itu kadang turun dari langit”, maka Lapter Pangeran Abdul Hamid Sekayu sepertinya mulai kebagian langit cerah. Hari itu, tamu jauh dari negeri “Dracula”, eh maksudnya dari Rumania, datang berkunjung, bukan untuk wisata horror, tapi meninjau lapter alias landasan pacu yang selama ini lebih banyak jadi tempat latihan burung gereja.
Mereka datang dengan penuh senyum, pakai baju resmi, membawa proposal dan harapan. Disambut di Guest House Griya Bumi Serasan Sekate, disuguhi sambal dan sambutan hangat, lalu langsung meluncur ke lokasi lapter. Katanya, mereka kagum. “Kami tidak menyangka fasilitas lapter di sini begitu lengkap,” ujar Emil Sirbu, yang dari namanya saja sudah terdengar seperti tokoh utama sinetron Eropa Timur.
Nah, ternyata pertemuan itu bukan cuma soal melongo dan keliling. Ada pembahasan 12 sektor strategis, dari modifikasi cuaca sampai ekspor ternak. Mulai dari drone hingga daging sapi. Dari anggur sampai pipa migas. Lengkap seperti warteg premium. Kalau semua ini serius dikerjakan, Muba bisa naik kelas bukan cuma jadi kabupaten, tapi calon provinsi mandiri (minimal di hati rakyatnya).
Namun, sebagaimana pepatah tua berkata “Berjalan ke pasar tak cukup dengan niat, harus bawa kantong dan uang kertas”. Maka, jangan sampai kedatangan ini hanya jadi safari investor yang berakhir di folder “Kenangan Kunjungan”. Harus ada langkah lanjutan MoU itu penting, tapi ‘angrimen’ (agreement, red.) itu wajib hukumnya. Biar seperti kata anak muda. “Nggak PHP-in rakyat”.
Bupati Muba, H M Toha, sudah pasang badan. Beliau paham, ini bukan cuma soal aspal dan landasan, tapi soal masa depan. Kalau rencana bikin hanggar perawatan pesawat bisa jalan, Sekayu bisa jadi pusat logistik dan teknologi penerbangan Sumsel. Siapa tahu nanti anak-anak Sekayu bukan cuma jago main lato-lato, tapi juga bisa jadi teknisi avionik!
Namun mari kita jujur-jujuran sebentar. Investasi asing itu bukan sulap. Kadang datang dengan bunga manis, tapi bisa juga pergi tanpa kabar, kayak mantan. Maka perlu pengawasan, transparansi, dan tentu, keberanian pemerintah daerah untuk bilang “deal or no deal”. Jangan cuma dikibuli proposal berbahasa Inggris yang isinya kopas seperti dari proyek Nepal.
Di sisi lain, kita juga perlu berkaca. Sudah siapkah kita? Jangan-jangan begitu investor minta data, yang dikirim malah brosur acara tujuhbelasan. Atau saat ditanya potensi ekspor, kita jawab “Silakan lihat konten TikTok Dinas”. Wah, kalau gitu bisa kabur si Emil Sirbu naik pesawat pribadi sambil geleng-geleng.
Pepatah bilang, “Jangan undang tamu kalau rumah belum sapu”. Maka Pemkab Muba perlu berbenah dari kesiapan lahan, regulasi investasi, hingga SDM lokal yang bisa diajak naik level bareng investor. Jangan sampai yang kerja nanti semua dari luar, sementara warga lokal cuma jadi penonton di pinggir apron.
Investasi itu seperti jodoh ada yang datang untuk tinggal, ada yang cuma mampir minum teh. Rumania boleh datang, kagum, dan berjanji. Tapi yang terpenting tindak lanjut. MoU harus disusul agreement, dan agreement harus ditopang dengan aksi nyata.
Kalau semua jalan, bukan mustahil Lapter Sekayu bisa jadi pusat perawatan pesawat, pusat pengembangan drone, atau bahkan tempat latihan pilot-pilot masa depan. Mimpi besar harus dimulai dari langkah kecil. Tapi jangan lupa, langkah kecil pun butuh sepatu yang kuat. Dan dalam hal ini, sepatu itu bernama komitmen.
Jadi, Pak Emil dan kawan-kawan dari Rumania, jangan cuma datang, lihat-lihat, lalu pulang sambil nyanyi lagu “Romania Sayang”. Ayo bawa koper isinya investasi, bukan cuma folder presentasi. Dan untuk Pemkab Muba, ini waktunya pasang gas dan bukan cuma ngetem di lobi hotel. Karena Lapter Sekayu bukan buat burung gereja latihan terbang. Tapi untuk masa depan yang bisa membawa Muba lepas landas, bukan cuma dari tanah, tapi dari status quo!.
Sebab sejatinya, kerja sama itu bukan lomba kirim proposal tercepat, apalagi adu senyum di depan kamera. Kerja sama itu kayak masak rendang nggak bisa buru-buru, harus sabar, diaduk terus, dan jangan pakai santan basi.
Kedatangan Rumania ini ibarat ojek online yang sudah sampai di depan rumah. Kalau kita terlalu lama berdandan, bisa-bisa si abang keburu cancel dan pergi ngangkut penumpang lain. Maka dari itu, Muba harus gercep, siapkan infrastruktur, SDM, regulasi yang memudahkan, dan paling penting komitmen dari hulu ke hilir.
Dan kepada tamu kita dari Eropa sana mari jadikan Lapter Sekayu ini bukan sekadar destinasi studi banding, tapi titik awal kerja sama jangka panjang. Jangan sampai pulang bawa oleh-oleh foto selfie doang tanpa ada satu pun investasi ditinggalin.
Karena ujung dari semua ini bukan hanya soal lapter yang terpakai atau drone yang terbang. Tapi tentang bagaimana sebuah kabupaten kecil bernama Muba bisa punya mimpi besar dan tahu cara bangun, bukan cuma tidur dengan mimpi itu. Sebab kalau cuma mimpi doang, burung gereja pun tiap malam juga bisa mimpi terbang ke Paris.
Jadi mari kita pastikan setelah ini bukan hanya landing gear yang diturunkan, tapi juga niat baik dan dana segar, karena kita bukan lagi butuh window dressing, tapi real boarding menuju masa depan!.[***]
Berikut adalah tabel 12 Sektor Kerja Sama Strategis antara pihak IAA Rumania dan Pemerintah Kabupaten Muba yang sudah ditata dengan rapi:
| No. | Sektor Kerja Sama | Keterangan Singkat |
|---|---|---|
| 1 | Modifikasi Cuaca | Bisnis utama IAA, berfokus pada teknologi pengendalian cuaca untuk kebutuhan strategis |
| 2 | Pengelolaan Limbah | Solusi pengolahan sampah dan limbah industri ramah lingkungan |
| 3 | Penambangan Garam di Kawasan Pegunungan Indonesia | Eksplorasi dan penambangan garam di area pegunungan lokal |
| 4 | Pengembangan Tanaman Anggur | Kerja sama dengan petani lokal untuk budidaya dan industri anggur |
| 5 | Ekspor Gandum, Jagung, dan Kedelai | Peluang ekspor hasil pertanian pokok ke pasar luar negeri |
| 6 | Ekspor Ternak dan Produk Peternakan (Sapi, Inseminasi, Daging) | Distribusi ternak hidup dan produk olahan peternakan |
| 7 | Pengembangan Infrastruktur dan Pengelolaan Air Minum | Investasi untuk penyediaan air bersih dan sistem jaringan distribusi |
| 8 | Ekspor Pipa untuk Industri Migas | Suplai pipa industri untuk mendukung sektor migas nasional |
| 9 | Farmasi dan Alat Kesehatan | Kolaborasi dalam produksi dan distribusi alat serta produk farmasi |
| 10 | Manajemen Rumah Sakit | Investasi dalam tata kelola, operasional, dan digitalisasi layanan rumah sakit |
| 11 | Pemanfaatan Drone | Teknologi drone untuk pengawasan, pertanian, dan pemetaan wilayah |
| 12 | Pengembangan Sektor Khusus (Detail Menyusul) | Masih dibahas lebih lanjut untuk sektor dengan potensi tambahan |
sumber : Kominfo Muba