Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) melaksanakan penandantanganan nota kesepakatan dengan Kabupaten Kampar. Kedua pihak menyepakati untuk melakukan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan Teknologi, serta Invensi dan Inovasi yang Terintegrasi di Kab. Kampar. Penandatangan, langsung dilakukan oleh Yopi selaku Deputi BRIDA BRIN, dan Kamsol selaku Penjabat (Pj) Bupati Kampar, dilaksanakan secara luring di Jakarta (15/08).
“Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kab. Kampar Provinsi Riau, yang sudah melakukan permohonan pertimbangan, terkait kerja sama ini antara BRIN dengan Kab. Kampar. BRIN sedang mendorong seluruh Pemda dari level Provinsi, Kabupaten dan Kota, untuk memproses peralihan litbang yang membidangi kegiatan litbang di daerah, agar beralih membentuk BRIDA,” ucap Yopi, saat memberikan sambutan.
Yopi berharap, BRIN bisa segera memberikan pendampingan fasilitasi kegiatan litbangjirap inovasi di Kab. Kampar, sesuai dengan permintaan. Setelah BRIDA terbentuk, BRIN bertugas melakukan bimtek, pembinaan dan pengawasan teknis terhadap litbangda di daerah. “Fasilitasi yang kami berikan, akan melibatkan kedeputian terkait di BRIN. Di situ ada beberapa skema yg bisa diakses periset dari daerah, terkait pengembangan atau pembinaan UMKM, ataupun pemula bisnis berbasis riset, dan inovasi daerah,” tambahnya.
Menurutnya, rencana kerja kolaboratif antara BRIN dengan Kabupaten Kampar, ada beberapa poin penting, seperti pembentukan BRIDA, pembentukan penguatan kelembagaaan BRIDA di Kab. Kampar. Kemudian, penellitian, pengembangan litbangjirap di bidang teknologi informatika, pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata, sumber daya alam, dan UMKM. “Selanjutnya, ada pengembangan SDM iptek, pemanfaatan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktifitas, dan penelitian pelestarian pengembangan kearifan lokal Kab. Kampar. Terakhir, kita akan melakukan monitoring dan evaluasi,” paparnya.
“Mudah-mudahan akan banyak proposal, apabila ada permasalahan dari Kab. Kampar yang perlu diselesaikan dengan bantuan para periset, bisa diusulkan melalui skema-skema di BRIN. Semoga kerja sama ini dapat memperkuat peran lembaga riset dan inovasi Kab. Kampar, melalui kolaborasi multi pihak,” sebutnya.
Dirinya menjelaskan, BRIN melibatkan pihak-pihak di daerah, khususnya perguruan tinggi.“Diharapkan bisa memberikan dukungan penuh, sehingga BRIDA Kab. Kampar bisa menyediakan kebijakan, atas rekomendasi berbasis bukti-bukti. Pemerintah setempat, bisa mengeluarkan regulasi berbasis rekomendasi dengan tepat juga,” ungkap Yopi.
Pj. Bupati Kampar Kamsol, membeberkan tentang potensi yang dimiliki kab. Kampar, dan ingin mendorong agar daerahnya cepat bangkit. “Sebenarnya, potensi daerah itu banyak, tapi tidak mengetahui, malah dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencari keuntungan pribadi. Akhirnya, kami membentuk Asosiasi Kabupaten/Kota penghasil sawit, diharapkan bisa mendorong sebuah regulasi baru, untuk penatakelolaan sawit Indonesia, karena kebun sawit di Kampar luas sekali,” lanjutnya.
Upaya tersebut tidak meningkatkan kapasitas, karena di daerah belum atau tidak mendorong, untuk pengembangan R and D, yang dianggap cost bagi daerah. Padahal R and D itu, adalah investasi, dalam menyusun suatu kebijakan. “Dengan berbasis R and D, kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita eksploitasi, dari usaha yang dilakukan. Akhirnya, di daerah banyak yang trial and error, sehingga cost nya menjadi besar, tetapi hasilnya kecil. Anggaran besar,namun capaian kinerjanya kecil,” kata Kamsol.
Ia berharap, agar BRIN bisa menfasilitasi, baik dengan kementerian teknis, pihak swasta, dan perguruan tinggi. “Potensi-potensi yang ada di Kab. Kampar itu, bisa kami dorong, dan kami kembangkan. Dulu Kampar swasembada beras, dan bisa menguasi beras, untuk wilayah Riau, dan sekitarnya,” jelasnya.[***]