LEBARAN memberi cerita unik bagi pemudik yang melintasi jalur Pantai Utara (pantura) di kawasan PP Indramayu, Jawa Barat.PP Keunikannya adalah, pada musim arus mudik ataupun arus balik Lebaran, banyak penyapu koin yang berjejer di sekitaran Jembatan Sewo, Indramayu untuk mencari rezeki.
“Kalau musim Lebaran seperti sekarang, saya bisa kumpulin uang receh, uang koin, bisa sampai Rp200-300 ribu sehari,” ungkap Sumarni (47), seorang Ibu rumah tangga yang ikut menjadi penyapu koin saat ditemui InfoPublik di Indramayu, Sabtu (7/5/2022).
Sumarni mengatakan bahwa dirinya mulai melakukan aktivitas menyapu koin sejak 10 tahun lalu. Saat musim Lebaran seperti saat ini, dirinya mulai beraksi sejak pukul 07.00 WIB hingga menjelang waktu maghrib.
Para penyapu koin di sekitaran Jembatan Sewo terdiri dari berbagai kalangan usia, mulai anak-anak hingga dewasa. Mereka memadati ruas kiri dan kanan jalan berharap ada lemparan uang dari para pengendara yang melintasi kawasan tersebut.
Perilaku melempar uang saat melintas di sekitar Jembatan Sewo, sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun dan jadi tradisi.
Sumarni menjelaskan, tradisi penyapu koin ini tidak terlepas dari mitos yang ada selama ini, kisah mistis. Dahulu dipercaya ada kakak beradik yang bernama Saedah dan Saeni. Kedua bersaudara ini konon orang yang sangat miskin. Mereka berdua bertahan hidup dengan menjadi pengemis hingga meninggal dunia di sekitar Jembatan Sewo.
Dari berbagai sumber juga disebutkan bahwa kisah mistis Jembatan Sewo bertambah kental, setelah peristiwa kecelakaan maut yang menimpa sebuah bus transmigran asal Boyolali. Peristiwa naas ini terjadi pada 11 Maret 1974 di Jembatan Sewo.
Rombongan transmigran tersebut hendak menuju Sumatra Selatan (Sumsel). Namun, salah satu bus yang membawa rombongan tersebut tergelincir, kemudian masuk ke sungai dan terbakar di kali Sewo Desa Sukra Kabupaten Indramayu.
Sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tewas akibat kejadian tersebut. Semua korban yang tewas dimakamkan di dekat pemakaman umum yang terletak di dekat lokasi kejadian. Semenjak kejadian itu, banyak para pengendara yang melempar koin ketika melewati jembatan.
Hal ini bertujuan agar diberi keselamatan selama perjalanan melintasi Jalur Pantura dari gangguan makhluk halus. Masyarakat juga sangat meyakini bahwa yang meminta atau menyapu koin di sekitar jembatan ini, salah satunya merupakan jelmaan makhluk halus yang biasa menghuni Jembatan Sewo.
Hingga kini, tradisi melempar koin oleh para pengendara sudah menjadi tradisi. Bahkan yang dilempar bukan hanya uang koin saja. Terkadang mereka melempar lebih dari 1 koin, bahkan uang kertas dengan pecahan yang besar.
Tradisi menyapu koin pun telah menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat di sana. Bahkan ada penyapu koin yang telah puluhan tahun terjun sebagai penyapu koin di Jembatan Sewo.
Hal ini dikarenakan penghasilannya yang sangat menggiurkan, walaupun harus beraktivitas di bawah terik matahari. Tentunya juga risiko yang mengancam karena bisa mengakibatkan kecelakaan saat berusaha mengambil koin yang dilemparkan.InfoPublik (***)